BONTANG – Kabar tak sedap yang menyebut pembangunan kilang grass root refinery (GRR) dipindah dari Bontang ke Kuala Tanjung direspon cepat eksekutif dan legislatif Bontang. Dalam rapat bersama Komisi II DPRD Bontang, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) ditunjuk sebagai leading sector tim percepatan pembangunan kilang Pertamina di Kota Taman.
Sebelumnya, Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Bontang adalah leading sector tim tersebut sebelum isu pemindahan kilang bergulir. Kepala DPM-PTSP Bontang, Puguh Harjanto menyebut akan melakukan berbagai langkah memastikan pembangunan kilang tetap dilakukan di Bontang.
“Sejak pertengahan Februari, Bapelitbang sudah meminta bertemu dengan Pertamina saat isu ini berhembus. Namun sayang belum ada jawaban,” ujar Puguh usai rapat di Sekretariat DPRD Bontang, Senin (9/3/2020).
Pihaknya pun ingin melakukan klarifikasi kepada Pertamina terkait isu pemindahan kilang tersebut. Termasuk ingin mengetahui tahapan sejauh ini dan proses bisnis dengan investor yang baru. Puguh juga berharap Pemkot Bontang bisa dilibatkan agar bisa memonitor proses itu sesuai rencana.
“Jika memungkinkan (terlibat), lebih bagus lagi. Data yang diperlukan dari pemerintah daerah akan di-support lagi,” katanya.

Selain dengan Pertamina, Pemkot juga berencana bertemu dengan kementerian terkait di atas Pertamina. Seperti dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Bahkan dengan pak Presiden sendiri,” tambahnya.
Meski begitu, dalam pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada rapat koordinasi nasional investasi beberapa waktu lalu, Jokowi menyampaikan pembangunan kilang Bontang tidak dipindah.
“Beliau (Jokowi) sendiri menyampaikan tidak ada pemindahan untuk di Bontang,” katanya.
Pihaknya sepakat dengan DPRD, agar pembangunan kilang Bontang tetap harus dikawal. Agar dapat terealisasi mulai dari progres dan tahapannya.
“Yakin kalau tahapannya berjalan itu bisa berhasil,” ucapnya.
Sementara itu, jika ditemukan masih ada permasalahan lahan dengan masyarakat, pihaknya akan melakukan pendekatan sosio-kultural untuk menyelesaikannya.
Diberitakan sebelumnya, Pertamina tengah mengkaji untuk memindahkan investasi itu ke Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko (PIMR) Pertamina Heru Setiawan mengungkapkan Kuala Tanjung menjadi kandidat terkuat menggantikan Bontang.
“Karena dekat dengan pasar, lahannya ada kan di situ pasar internasional terus di Sumatera juga,” ujar Heru saat ditemui di Jakarta, Senin (2/3/2020) dikutip dari Katadata.co.id.
Di samping itu, dia juga menjelaskan bahwa pemindahan lokasi kilang juga mempertimbangkan adanya perubahan mitra pembangunan kilang. Pertamina tidak lagi bermitra dengan perusahaan migas asal Oman yakni Overseas Oil and Gas LLC (OOG). Maka itu, Pertamina dapat leluasa untuk memilih pembangunan kilang baru ke tempat lain.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Pertamina bakal mencari mitra baru untuk Kilang Bontang. Luhut menyebutkan mitra Pertamina sebelumnya yakni OOG yang berasal dari Oman, tidak serius dalam menggarap proyek kilang Bontang. Dia menjelaskan bahwa proyek kilang Bontang yang digarap dengan OOG tidak menunjukkan perkembangan. Hal ini menjadi alasan pemerintah meminta Pertamina mencari mitra baru di proyek tersebut.
“Tidak kredibel mereka, kan sudah berapa tahun nih tidak jadi. Nanti bisa masuk dari Abu Dhabi,” kata Luhut.
Ada dua perusahaan asal Uni Emirat Arab yang berpeluang menjadi mitra Pertamina di proyek kilang Bontang, yaitu Mubadala dan Abu Dhabi National Oil Company atau Adnoc. Salah satu perusahaan tersebut bakal menjadi kandidat kuat menggantikan OOG. (Zaenul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post