SAMARINDA – Aksi Kamisan Kaltim kembali digelar Kamis (12/4) kemarin di depan Kantor Gubernur Kaltim. Digelar oleh Aliansi Pemuda Kaltim, aksi kali ini mengangkat tema teror ekologi yang terjadi Teluk Balikpapan.
“Kami melihat tragedi ini merupakan akumulasi dari model-model ekonomi yang dibangun pemerintah di Kaltim. Selama ini kami selalu berdampingan sama bencana. Sebelum ini, ada tragedi 28 anak yang meninggal di lumbang tambang di Kaltim,” kata Romiansyah selaku koordinator lapangan (korlap) aksi.
Menurut dia, berdasar rencana tata ruang dan wilayah terbaru di Kaltim, hampir seluruh daratan Bumi Etam dikuasai izin-izin pertambangan. Begitu pula dengan kawasan pesisir yang ada di Kaltim. Misalnya di Teluk Balikpapan, Blok Mahakam, dan di Marang Kayu, Kutai Kartanegara (Kukar).
Dalam aksi tersebut, puluhan pemuda menuntut pemerintah transparan terkait izin perusahaan. Dalam hal ini, oknum yang tidak bertanggung jawab harus dihukum seberat-beratnya, khususnya atas jatuhnya korban jiwa.
Selain itu, kebocoran minyak yang terjadi juga turut mencemari lingkungan dan berpotensi menimbulkan penyakit. Para nelayan juga disebut terancam kehilangan mata pencahariannya.
“Lima nyawa melayang di Balikpapan. Jelas ketika ada korban nyawa, harus ada orang yang bertanggung jawab. Harus dihukum. Karena kalau tidak, maka tidak ada efek jeranya. Seperti kasus anak meninggal karena tambang,” ucapnya. Ketiadaan efek jera ini menurut Romiansyah memunculkan potensi perulangan tragedi di masa yang akan datang. (*/aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: