SEBANYAK 23 orang merayakan hari perpisahan di SMK Nurul Hikmah Sangatta Utara. Acara yang dilaksanakan di Gedung Wanita Perkantoran Bukit Pelangi itu tidak hanya menyajikan tarian daerah saja, akan tetapi menguji kemampuan siswa dalam menyayikan lagu daerah masing-masing. Uniknya, peserta juga menunjukkan kebolehan bertutur kata dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris di depan undangan.
“Meskipun mereka jurusan akuntansi dan administrasi, tetapi mereka diminta untuk berpidato Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Mereka semua menguasainya,” ujar Kepala Sekolah SMK Nurul Hikmah, Achmad Yamsi.
Pasalnya, sekolah semi pesantren tersebut berkomitmen dalam mendidik siswa untuk menjadi orang yang berguna bagi daerah dan negara. Sehingga meskipun fokus dalam jurusan akuntansi dan administrasi saja, akan tetapi pihaknya tidak mengabaikan pengetahuan universal lainnya. “Jadi memang harapan kami, setelah lulus siswa tidak hanya bisa menguasai dua bidang saja, akan tetapi semua bidang. Salah satunya Bahasa Inggris dan Bahasa Arab,” katanya.
Harapan lainnya ialah semua siswa dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kalaupun tidak, bisa bekerja sesuai dengan kompetensi masing-masing, atau terjun kebidang wira usaha. Karena semua keahlian tersebut sudah diberikan semasa sekolah.
“Tetapi kami harap bisa melanjutkan pendidikan sampai akhir. Alternatif lain bekerja dan atau menciptakan pekerjaan. Tentunya semua itu dibutuhkan kerjasama dengan semua pihak. Salah satunya pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan bagi siswa kami,” harapnya.
Dirinya sempat menyentil pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada sekolah swasta. Saat ini sekolah swasta dianggap sedikit terabaikan dari negri. Padahal, lulusan swasta tak kalah hebat dengan negeri. Bahkan banyak jebolah swasta berkualitas dan mengharumkan nama daerah dan negara.
“Di Kutim ada sebanyak 11 sekolah SMK, 3 sekolah MA dan 2 SMA. Total siswa diperkirakan 2 ribuan. Jadi kami semua bergerak untuk mencerdaskan bangsa. Jadi jangan dipandang remeh. Peran swasta sangat berat. Untuk itu kami minta perhatiannya disamakan dengan negri. Seperti tahun lalu sebelum adanya kebijakan UU 23 ini,” harap Yamsi yang juga merupakan Sekretaris Forum Sekolah Swasta itu.
Pada kesempatan itu sempat hadir Pembina Yayasan, Ramli, Anggota DPRD Sobirin Bagus, perwakilan Disdik Sri Unti Astuti, serta perwakilan PGRI dan IGI. (dy/ser)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post