SAMARINDA – Utak-atik bakal calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) Kaltim 2018 terus bergulir di sejumlah partai politik (parpol). Beberapa nama baru mengemuka jelang proses pendaftaran di KPU Kaltim, 8 Januari mendatang.
Upaya meracik komposisi terbaik, selain untuk menggaet minat masyarakat nantinya. Meramu pasangan calon (paslon) yang tepat jadi kunci sejumlah kandidat untuk mendapatkan surat dukungan atau rekomendasi parpol.
Terdapat empat paslon yang mengemuka di masyarakat. Mereka yakni Syaharie Jaang yang berduet dengan Rizal Effendi. Kedua paslon yang kini menjabat sebagai Wali Kota Samarinda dan Wali Kota Balikpapan ini disebut-sebut diusung koalisi tiga serangkai, yakni Demokrat, PKB, dan PPP.
Dari tiga koalisi itu, baru Demokrat yang bersuara. Partai berlambang mercy ini mengusung Jaang sebagai bakal cagub. Agar langkah politiknya berjalan mulus di Pilgub Kaltim, ketua DPD Demokrat Kaltim tersebut mengajukan Rizal sebagai wakilnya, dari lima nama yang sebelumnya diusung di DPP Demokrat.
Kandidat lainnya yang ikut meramaikan bursa pilgub, ialah Andi Sofyan Hasdam. Awalnya, Sofyan disebut akan berduet dengan Rusmadi. Namun sayang, sebelum memasuki arena pertarungan politik, Rusmadi yang menjabat Sekprov Kaltim terlebih dulu mengumumkan mengundurkan diri dari bursa pilgub, Kamis (4/1) malam.
Namun sebelum itu, Sofyan yang merupakan Plt ketua DPD Golkar Kaltim diketahui telah membangun komunikasi politik dengan sejumlah kandidat lain. Di antaranya dengan Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar.
Sofyan berencana bertarung di pilgub dengan mengendarai Partai Golkar. Di mana partai berlambang pohon beringin ini sendiri telah mengantongi syarat mengajukan cagub dan cawagub, tanpa perlu membangun koalisi. Sebab, Golkar memiliki 13 kursi di legislatif Karang Paci. Jumlah itu telah memenuhi syarat 11 kursi sebagaimana ditetapkan KPU Kaltim.
Namun langkah politik Sofyan tidak bisa dikatakan mulus. Munculnya nama mantan Bupati Berau Makmur HAPK di kubu Golkar jadi batu sandungan. Makmur yang merupakan ketua Harian DPD Golkar Kaltim santer disebut bakal ikut memperebutkan tiket partai beringin.
Seiring dinamika politik itu, Sofyan terus bergeliat membangun komunikasi politik dengan beberapa kandidat lain. Terbaru, ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kaltim ini diketahui menjalin komunikasi dengan Aji Dedi Mulawarman.
Sofyan dan Aji Dedi Mulawarman didapati menyambangi politisi senior dan mantan Ketua Umum DPP Golkar, Akbar Tanjung di kediamannya di Jakarta Pusat, Kamis (4/1) lalu. Kehadiran keduanya disebut-sebut untuk meminta restu dan dukungan Akbar Tanjung sebagai cagub dan cawagub di Pilgub Kaltim.
Aji Dedi sendiri dikabarkan sedang merapat ke PAN. Beberapa kali lelaki berdarah Kesultanan Kutai tersebut telah bersuaka ke sejumlah petinggi partai berlambang matahari ini. Salah satunya dengan Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN, Amien Rais.
Secara terbuka, mantan Ketua MPR RI tersebut melayangkan dukungannya pada Aji Dedi. Dukungan ini menjadi alas bagi Aji Dedi mengencangkan ikat pingang ke PAN. Apalagi hingga sekarang PAN belum menerbitkan surat rekomendasi, sebagaimana diklaim pasangan cagub dan cawagub Isran Noor dan Hadi Mulyadi.
Selepas bertandang ke rumah Akbar Tanjung, Sofyan Hasdam mengaku eksistensi partai Golkar sebagai partai pemenang harus dapat dipertahankan. Di antaranya yakni pada kontestasi Pilgub Kaltim tahun ini. Atas alasan itulah dirinya meminta restu kepada Akbar Tanjung sebagai cagub.
“Golkar di Kaltim adalah partai pemenang, tradisi ini perlu dijaga, itu yang saya sampaikan ke Pak Akbar. Saya sekilagus meminta arahan beliau, agar partai Golkar terus dijaga”, katanya.
Senada, Aji Dedi Mulawarman mengaku, kedatangannya di kediaman Akbar Tanjung adalah untuk meminta pertimbangan dan pandangan terkait Pilgub Kaltim. “Hanya komunikasi saja, sebagai junior perlu banyak masukan dari bang Akbar, terutama untuk Pilgub (Kaltim),” kata akademisi dan pakar ekonomi ini.
Terkait peluang keduanya bersanding di Pilgub Kaltim, baik Sofyan dan Aji Dedi, satu isyarat untuk tidak berkomentar. Pada kesempatan itu, keduanya tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya. Keduanya hanya menjawab dengan isyarat senyum.
Sebelum bertemu di kediaman Akbar Tanjung, diketahui Sofyan dan Aji Dedi telah dua kali bertemu. Pertemuan yang dibungkus silaturahmi dan diskusi itu disebut-sebut sebagai bagian dari upaya membangun komunikasi politik di Pilgub Kaltim.
Dengan kemunculan kedua figur tersebut semakin menghangatkan konstalasi politik Benua Etam. Kondisi tersebut ikut memanaskan persaingan di internal Golkar. Pasalnya, belakangan tersiar kabar, sejumlah kader partai mendorong Makmur berduet dengan Hetifah Sjaifudian sebagai wakilnya.
Merebaknya isu ini semakin memercik persaingan di kubu Partai Golkar. Semula muncul opsi di internal partai menduetkan Sofyan dan Makmur. Sementara Hetifah yang menjabat Wakil Sekretaris DPD Golkar Kaltim, jauh hari mengaku tidak memiliki niat maju di pilgub. Menurutnya, dirinya hanya ingin fokus pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota DPR RI. “Saya tak berambisi maju di pilgub. Saya masih ingin fokus berjuang di pusat saja,” ucapnya.
Kendati demikian, wanita yang karib dengan kaca mata ini menyebut, sebagai kader dan petugas partai, apapun yang diamanatkan partai, dirinya akan selalu patuh. “Politik itukan dinamis ya. Sewaktu-waktu bisa saja berubah,” katanya.
SAFARUDIN-AWANG FERDIAN atau NUSYIRWAN?
Nama kandidat lain yang juga erat dikaitkan yakni, duet antara Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin dan politisi PDIP Awang Ferdian Hidayat. Nama keduanya belakangan mengemuka seiring munculnya tiga nama di meja DPP PDIP untuk diusung sebagai cagub dan cawagub. Safaruddin dan Awang Ferdian di antaranya.
Menurut sumber terpercaya media ini, peluang Safaruddin dan Awang Ferdian berduet di pilgub cukup terbuka. Apalagi PDIP menghendaki ada kader partai yang mewakili banteng moncong putih di pesta demokrasi tanah Borneo. Awang Ferdian dianggap sebagai representasi kader partai.
Di sisi lain, Awang Ferdian juga dikabarkan berpasangan dengan politisi partai NasDem dan Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail. Disebutkan, keduanya sudah mendapatkan lampu hijau dari DPP NasDem sebagai cagub dan cawagub.
Rencananya, putra dari Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ini ingin menduetkan NasDem dan PDIP. Di DPRD Kaltim, Nasdem mempunyai dua kursi dan PDIP 10 kursi. Sehingga syarat yang ditetapkan KPU Kaltim sudah terpenuhi. “Rekom dari NasDem tinggal diumumkan. Sekarang pak Awang Ferdian dan pak Nusyirwan masih menunggu rekom dari DPP PDIP,” kata salah satu sumber media ini.
Informasi lain diperoleh, tim Awang Ferdian sedang merapat ke partai Hanura. Sumber media ini di Jakarta yang enggan disebut namanya mengatakan, tim Awang Ferdian sedang bergerilya dan membangun komunikasi ke sejumlah petinggi partai Hanura. “Iya, beberapa dari pengurus DPP Hanura memberitahu ke saya, katanya sih memang seperti itu,” ujarnya.
ISRAN dan HADI TUNGGU PAN
Dari sekian nama bakal cagub dan cawagub yang berencana tampil di Pilgub Kaltim, baru pasangan Isran Noor dan Hadi Mulyadi yang dikatakan siap bertarung. Sebab, keduanya telah mendeklarasikan diri jauh-jauh hari sebagai cagub dan cawagub, sekitar Oktober 2017 lalu.
Langkah Isran dan Hadi bahkan semakin mulus setelah koalisi nasional antara Gerindra, PKS, dan PAN disebut se iya se kata. Partai Gerindra dan PKS bahkan telah menerbitkan surat keputusan (SK) terkait itu. Di mana Isran Noor sebagai cagub dan Hadi Mulyadi sebagai cawagub.
Namun belakangan, klaim politik yang disiarkan Ketua Umum DPP PKS Sohibul Iman didampingi Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto itu, dikatakan belum sepenuhnya diikuti PAN. Hal itu dibuktikan dengan belum terbitnya surat rekomendasi dari PAN.
“Sampai sekarang belum, mas (turun SK dari DPP, Red.),” kata Sekretaris DPW PAN Kaltim, Zain Taufik Nurrohman saat dikonfirmasi media ini lewat pesan singkat whatsapp, belum lama ini.
Karenanya, dia menyebut belum ada langkah-langkah yang disusun DPW untuk menyongsong pendaftaran paslon dalam Pilgub Kaltim 2018 di KPU Kaltim, Senin (8/1) pekan depan. Pun begitu dengan strategi terkait pemenangan Isran-Hadi. Dalam hal ini, DPW masih menunggu instruksi lebih lanjut dari DPP. “Kami nunggu instruksi DPP, mas,” sebut pria yang juga menjabat Ketua Komisi I di DPRD Kaltim ini.
Sejauh ini, belum ada instruksi lebih lanjut dari DPP terkait proses menuju Pilgub Kaltim 2018. Pun begitu, kabar kapan SK ini akan turun juga belum diketahui secara pasti. “Belum ada SK turun,” tegas Zain lagi. Namun begitu, dengan waktu pendaftaran yang semakin dekat, dia meyakini SK itu akan segera turun ke DPW untuk kemudian segera ditindaklanjuti. (drh)
PREDIKSI CAGUB DAN CAWAGUB KALTIM 2018-2023
Kandidat Satu: Syaharie Jaang (cagub) dan Rizal Effendi (cawagub)
Partai pengusung: Demokrat, PKB, dan PPP (12 kursi)
Kandidat dua: Andi Sofyan Hasdam dan Makmur HAPK (cagub). Cawagub: Aji Dedi Mulawarman, Yusran Aspar, Hetifah Sjaifudian.
Partai pengusung: Golkar (13) dan PAN (4 kursi)
Kandidat ketiga: Awang Ferdian Hidayat (cagub) dan Safaruddin, Nusyirwan Ismail (cawagub)
Partai pengusung: PDIP, Nasdem, dan Hanura (16 kursi)
Kandidat keempat: Isran Noor (cagub) dan Hadi Mulyadi (cawagub)
Partai pengusung: Gerindra, PKS, dan PAN (14 kursi)
Sumber data: Dihimpun Metro Samarinda
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: