BONTANG – Ancaman wabah penularan penyakit difteri belum lepas dari Kota Taman. Oleh karena itu, perlu tindakan pencegahan agar masyarakat kebal akan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae ini.
Salah satunya yang dilakukan oleh Kelurahan Berebas Tengah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang melakukan pemberian vaksin gratis. Lurah Berebas Tengah Usman HM mengatakan, jumlah vaksin yang disediakan ialah 3000 vaksin.
Di tiga lokasi yang disiapkan oleh kelurahan, yakni Kantor Kelurahan Berebas Tengah, Hotel Manakarra, dan halaman Masjid Nurul Iman.“Ini dilakukan mengingat beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan adanya anak yang diduga terkena difteri. Tentunya ini sebagai pencegahan,” kata Usman saat ditemui Bontang Post di Kantor Kelurahan Berebas Tengah, Kamis (22/3).
Prioritas dalam pemberian vaksin ini yaitu balita. Mengingat para pelajar sudah mendapat vaksin di sekolahnya masing-masing tatkala pekan imunisasi beberapa waktu silam.
Namun, kelurahan juga tetap mengakomodir bilamana masih ada pelajar yang belum divaksin. Agar tak antre, panitia membagi menjadi tiga klasifikasi umur meliputi 1-5 tahun, 6-12 tahun, dan 13-19 tahun.
“Karena yang sekolah sudah mendapat vaksin, jadi kebanyakan yang datang ialah balita,” ungkapnya.
Usman juga mengimbau kepada warga agar tidak melakukan mobilisasi ke daerah yang menyandang status kejadian luar biasa (KLB) difteri. Dikarenakan penyakit ini tergolong penyakit menular bila berinteraksi langsung dengan pasien.
Kegiatan pemberian vaksin gratis ini dimanfaatkan oleh para orang tua untuk memberikan proteksi bagi buah hatinya. Akan tetapi kebanyakan anak melakukan perlawanan ketika melihat jarum suntik hendak menyasar lengannya.
Salah satunya, Gracio Sampe, putra dari Elyeser Sampe seketika bengong sejak masuk Balai Pertemuan Kelurahan Berebas Tengah. Pasalnya, banyak balita lain yang menangis kencang.
Cio – begitu akrab disapa – ragu saat dipersilahkan duduk di kursi yang telah dipersiapkan petugas. Dengan mata yang mulai berlinang air mata, ia berontak ketika dipangku oleh ayahnya. Sontak sang ayah menjaga agar gerakan tubuhnya tak menyentuh suntikan.
“Cio tidak mau disuntik,” ucap dia setelah proses pemberian vaksin.
Elyeser mengaku buah hatinya belum pernah diberi vaksin. Ia antusias ketika mendengar informasi bahwa ada pemberian vaksin gratis di kantor kelurahan. “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena untuk melindungi anak dari wabah penyakit difteri,” pungkas Eli. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: