bontangpost.id – Kasus yang dicurigai sebagai difteri di Bontang mendapat perhatian. Pasalnya sejak Januari hingga April 2023, tercatat sudah ada 7 kasus yang menunjukkan gejala klinis difteri. Namun belum terkonfirmasi hasil laboratorium.
Terinci, sebanyak 5 kasus berasal dari Kelurahan Berebas Tengah, 1 kasus dari Belimbing, dan 1 kasus dari Gunung Telihan. Sementara saat ini sudah tak ada gejala klinis pada semua pasien, sehingga dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan dengan antidifteri serum (ADS).
Kabid Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Muhammad Ramsi menyebut, pihaknya akan terus menggalakkan imunisasi sebagai upaya antisipasi. Dengan sasaran yang mencakup bayi hingga anak sekolah.
“Kami mengimbau kepada orangtua, agar anaknya mendapatkan imunisasi itu. Terutama imunisasi untuk anak berusia di bawah 12 bulan. Dilanjutkan dengan imunisasi booster saat usia di bawah 24 bulan dan pada usia sekolah,” ucapnya, Senin (15/5/2023).
Selain imunisasi, Ramsi juga mengingatkan agar masyarakat memperketat penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Bukan hanya imunisasi, tapi harus didukung juga dengan peningkatan asupan gizi dan PHBS,” sambungnya.
Untuk mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB), pihak Diskes Bontang menyepakati beberapa hal di antaranya, mempertahankan atau merevisi satgas Covid menjadi satgas penanggulangan KLB wabah penyakit, menyusun rencana dalam menghadapi KLB, pola pembiayaan darurat, sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan, meningkatkan kapasitas petugas kesehatan, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, tenaga kesehatan pun diharapkan bisa menangkap sinyal-sinyal kasus yang muncul di masyarakat. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post