KARANGAN – Kelangkaan tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram ternyata berdampak ke daerah pedalaman. Seperti di Kecamatan Karangan salah satunya. Meski stock elpiji ‘Melon’ itu masih bisa dijumpai dibeberapa pengecer dengan stock terbatas. Namun jangan heran setelah melihat isi dalam tabungnya. Sebab, jika tak memeriksa secara teliti, bisa mendapat tabung yang isi gasnya kurang. Padahal kondisi tabung masih terpasang segel. Biasanya, isi gas yang sudah dikurangi itu disebut elpiji kentut.
Syahril (35) mengaku sudah beberapa kali mendapati kandungan tabung elpiji 3 kg yang isinya kurang dari takaran yang seharusnya. Padahal, kondisi tabung saat dibeli masih dalam keadaan tersegel.
“Waktu beli enggak meriksa juga. Karena liat tutupnya masih tersegel. Tapi setelah dipasang ke kompor di rumah jarumnya menunjukan isi gas tidak penuh,” aku Syahril.
Itu sebabnya, kini sebelum membeli dirinya memeriksa lebih dahulu kondisi tabung gas elpiji. Selain melihat segel yang terpasang, juga membandingkan berat elpiji 3 kg dalam keadaan kosong dan tidak.
“Sambil diguncang-guncangkan juga. Kan ketahuan tuh, kalau isinya tidak penuh. Jadi tinggal hati-hati saja sebelum beli,” ucapnya.
Pengalaman serupa juga pernah dirasakan, Isna (34) wanita yang kesehariannya berdagang sayur. Menurut dia, pernah sekali membeli tabung elpiji 3 kg yang isi gasnya tidak sesuai takaran. Namun saat hendak dikembalikan, sang pemilik toko enggan menukarkannya.
“Kata yang punya toko memang begitu isinya. Karena mereka juga dapat dari penyalur kondisinya masih tersegel. Makanya pas saya mau kembalikan katanya tidak bisa,” ujar Isna.
Lantas dengan berat, dia mengaku terpaksa harus membawa kembali tabung gas elpiji yang sudah dibelinya tersebut. Meskipun, kondisi isi gasnya memang kurang saat dibeli.
“Harus ada pihak yang bergerak mengatasi masalah ini. Kalau begini masyarakat bisa dirugikan. Karena ada dugaan tabung gas itu sengaja disuntik,” sebutnya.
Sementara itu, Wahyudi (36) salah satu pemilik toko yang menjual gas melon di Karangan mengaku, memang pernah mendengar keluhan tersebut dari masyarakat. Namun, dirinya mengaku kesulitan untuk memastikan setiap isi tabung yang dijualnya kondisinya masih penuh atau kurang.
“Susah juga mas kalau mau saya cek satu-satu. Kan enggak mungkin saya buka segel yang terpasang. Nanti enggak ada yang mau beli tabungnya,” kata Wahyudi.
Selain itu, dia menduga, kurangnya isi gas dalam tabung elpiji melon itu karena kondisi karet penutup yang kurang rapat. Sehingga, sedikit demi sedikit gas yang tersimpan dalam tabung keluar.
“Kalau memang ada pelanggan yang dapat isinya kurang, saya siap ganti yang baru. Asal belinya dari toko saya loh,” ungkapnya. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: