SAMARINDA – Aparat berseragam cokelat membuktikan tugasnya. Meski tak langsung membongkar dalang perampokan Rp 600 juta, yang membuat Misyanto (33) mandi darah, sederet kasus yang “menghantui” publik ibu kota Kaltim, satu-satu mulai terkuak. Setelah dua kasus pencurian berat sebelumnya dibeberkan, Rabu (30/1), Satreskrim Polresta Samarinda meringkus satu perampok. Yakni AD (41), di Jalan Pelita, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang.
AD adalah satu dari dua pelaku yang beraksi di Jalan Pahlawan, Samarinda Ulu. Beberapa jam setelah Misyanto dirampok. Pria dengan tinggi kurang dari 170 sentimeter itu, kesehariannya adalah mekanik. Di tempatnya bekerja pula pelaku diringkus. “Kami masih buru rekannya, jadi tidak bisa beberkan semua,” tegas Wakasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Triyanto.
Tas milik Lambertus Abu (30), yang sempat dibawa kabur rekan AD, berisikan uang tagihan puluhan juta, handphone, dan beberapa benda berharga lainnya. Saat melapor di Polsek Samarinda Ulu, uang tersebut disebut korban taruh dalam tas, dan dititipkan ke rekannya, Amat (51), sopir mobil boks L 8444 LH.
Dijelaskan Triyanto, AD bertugas mengalihkan fokus Amat, yang sebelumnya duduk di kemudi. “Pelaku ini yang menyebut jika ban belakang mobil kempis, sedangkan rekannya beraksi lewat pintu kiri,” jelas perwira Polri balok tiga tersebut. Sementara AD, berhenti tak jauh dari mobil.
Sejurus kemudian, tas dicuri, para pelaku kabur, dan korban merugi. Pemeriksaan sementara, polisi menyebut, target dijadikan korban siapa saja. “Random, dan kebetulan saat itu korban membawa uang puluhan juta,” tegas eks Kapolsek Muara Jawa tersebut.
Diwawancarai terpisah, AD mengaku dirinya mendapat bagian Rp 11 juta. “Sudah habis, Pak. Beli handphone, pakaian, pesta (minuman keras), dan sewa wanita tuna susila (WTS),” sebut AD. Hasil kejahatannya digunakan berjamaah. “Uangnya habis, tapi yang dibeli menggunakan uang kejahatan kami sita sebagai barang bukti,” timpal Triyanto.
“Baru satu kali, dan itu diajak,” aku AD. Setelah beraksi, para pelaku berpisah. “Saya kembali ke tempat saya kerja,” ujar laki-laki bertato di kedua tangannya itu. Selasa (29/1) malam, polisi mendapat kejelasan AD, hingga akhirnya diringkus polisi berpakaian sipil. Tanpa perlawanan, warga perantauan asal Gowa, Sulawesi Selatan, langsung dibawa ke Polresta Samarinda untuk diperiksa. “Cukup, karena kami masih buru lagi rekannya,” tegas Triyanto. AD adalah satu dari sekian banyaknya kriminalis yang menjadikan Samarinda tak lagi aman. (*/dra/rsh/k18/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: