Dari 68 koperasi di Bontang yang masih aktif, kebanyakan koperasi tersebut didominasi oleh koperasi berbasis karyawan. Dalam hal ini baik karyawan perusahaan, ataupun pegawai di suatu instansi. Hal ini justru berbanding terbalik dengan koperasi berbasis masyarakat yang banyak “tumbang” akibat macetnya pembayaran angsuran kredit, sehingga koperasi ikut terlilit masalah utang-piutang.
Yusran, Kabid Diskop-UKMP Bontang menyebut, alasan koperasi berbasis karyawan masih eksis karena setiap bulannya pembayaran langsung dipotongkan ketika karyawan tersebut gajian. Sehingga tidak ada istilah menunggak atau lambat membayar utang. Adapun permasalahan sering yang terjadi di koperasi berbasis karyawan, biasanya diakibatkan karena adanya pengurus yang “bermain curang” sehingga menimbulkan kemarahan dan kekecewaan di kalangan anggota.
“Namun kalau permasalahan tunggakan pembayaran, jarang terjadi,” ucapnya.
Banyaknya koperasi simpan pinjam berbasis masyarakat yang mati suri, membuat Yusran menyarankan kepada pengurus koperasi untuk lebih jeli dalam melihat peluang usaha di bidang lain di luar simpan pinjam. Hal ini agar ketika usaha simpan pinjam mengalami kemacetan, bisa ditopang dengan usaha lainnya.
“Pengurus koperasi harus melakukan konsolidasi ke dalam untuk menyelamatkan koperasi mereka. Mereka harus kreatif mencari bidang usaha tambahan agar tidak bertumpu pada satu bidang usaha saja,” jelasnya.
Selain itu, koperasi juga harus menjalankan aturannya secara benar. Yusran menyebut, asas koperasi adalah dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Sehingga peminjaman modal harus diperuntukkan hanya untuk anggota koperasi itu saja. Di luar anggota tidak berhak untuk dipinjamkan.
“Beberapa kejadian, justru ada pengurus koperasi yang meminjamkan dana di luar anggotanya. Ini tentu melanggar aturan. Secara aturan ini tidak diperbolehkan,” bebernya.
Yusran berharap, di 2019 mendatang perkoperasian di Bontang semakin baik sehingga bisa ikut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian warga Bontang. (bbg)