Kurang tidur menjadi hal yang tak terhindarkan untuk para orang tua baru. Jadwal tidur bayi yang tak menentu, tangisannya, dan keinginannya menyusu adalah beberapa alasan yang menyebabkan orang tua tak bisa tidur cukup.
Tak hanya terjadi saat bayi baru lahir, kurang tidur juga dapat dialami orang tua hingga anak menginjak usia 6 tahun. Demikian temuan yang dipublikasikan pada jurnal Sleep setelah melakukan survei pada lebih dari 4.000 orang tua di Jerman.
Meskipun lumrah dialami oleh orang tua baru, kurang tidur bisa berisiko menyebabkan performa fisik dan aktivitas sosialnya menjadi tidak optimal. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya melakukan usaha untuk meminimalkan masalah kurang tidur tersebut.
Berikut ini empat trik yang bisa dilakukan untuk mengatasi kurang tidur pada para orang tua baru:
Ciptakan rutinitas tidur untuk bayi
Demi kebaikan bersama, latihlah si Kecil untuk memiliki rutinitas tidur yang baik sedini mungkin. Tak lama setelah bayi lahir, kondisikan ia untuk tidur pada waktu yang sama setiap malam dan lakukan aktivitas yang sama setiap ia akan tidur.
Misalnya setiap jam 7 malam, orang tua akan membasuh wajah si Kecil dengan air hangat, memijat si Kecil, kemudian mengganti pakaiannya dengan piama tidur dan meredupkan lampu kamar. Lakukan ini secara konstan setiap hari.
Umumnya dalam waktu 1–3 bulan, si Kecil akan mengerti bahwa pukul 7 malam adalah waktunya untuk tidur. Dengan demikian, orang tua juga akan punya kualitas tidur yang lebih baik.
Tidurlah saat bayi tidur
Satu hingga tiga bulan pertama merupakan masa tersulit bagi orang tua untuk bisa tidur dengan cukup. Pasalnya, bayi umumnya belum mempunyai rutinitas tidur yang baik pada usia ini.
Oleh karena itu, orang tualah yang harus menyesuaikan jadwal tidurnya dengan si Kecil. Saat si Kecil terlelap, ikutlah tidur atau beristirahat bersamanya. Lupakanlah dulu kondisi rumah yang berantakan, cucian baju yang menumpuk, atau hal-hal lain yang ingin dibereskan.
Yang sering terjadi adalah saat bayi tidur, orang tua melakukan kegiatan lain untuk membersihkan rumah. Ini sebaiknya tak dilakukan, karena akan membuat ayah atau ibu menjadi makin lelah dan rentan mengalami baby blues atau bahkan depresi pasca melahirkan.
Menyusui sambil berbaring
Untuk kenyamanan ibu dan bayi, ibu bisa menyusui sambil berbaring. Caranya, ibu bisa berbaring miring di tempat tidur atau sofa. Kemudian gunakan bantal untuk menyangga kepala. Letakkan bayi di samping ibu, lalu posisikan tubuh dan kepalanya mengarah ke payudara. Lengan ibu harus menopang kepala si Kecil. Lalu sejajarkan mulut bayi dengan areola payudara ibu, pastikan perlekatannya tepat.
Posisi menyusui sambil tiduran seperti ini boleh dilakukan. Meski demikian, ibu tidak boleh sampai tertidur, karena posisi seperti ini bisa berisiko membuat hidung bayi tertutup payudara dan bayi menjadi susah bernapas. Jadi jika ibu sudah merasa mengantuk saat menyusui dengan posisi ini, sebaiknya ubah posisi menyusui.
Minta bantuan
Jika merasa sangat lelah, tak ada salahnya ibu atau ayah meminta tolong satu sama lain. Atau bisa juga meminta tolong anggota keluarga lain yang dekat untuk beberapa jam menjaga si Kecil.
Bila ibu yang merasa kelelahan, ibu bisa memerah air susu ibu (ASI), lalu minta ayah atau anggota keluarga lain untuk menjaga bayi beberapa jam. Jika bayi ingin menyusu saat ibu sedang beristirahat, bayi bisa diberikan ASI perah menggunakan sendok, pipet, atau media pemberian ASI lainnya.
Selain keempat hal di atas, kerja sama dan pengertian antara ayah dan ibu juga sangat penting. Komunikasi yang terjalin dengan baik akan memudahkan kedua orang tua untuk merawat si Kecil, sambil tetap mengusahakan agar bisa memiliki kualitas tidur yang lebih baik sekalipun kurang tidur.(RS/RVS/klikdokter)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post