Oleh: Dahlan Iskan
Begitu banyak yang tidak suka Donald Trump. Tapi sampai hari ini belum ada calon kuat untuk menyainginya.
Dari Partai Demokrat masih mengutak-atik nama lama: Bernie Sanders. Yang kalah di babak penyisihan partai. Dikalahkan Hillary Clinton.
Hillary sendiri sudah terlalu tua untuk maju lagi. Bernie pun sebenarnya juga sudah terllau tua: penampilannya.
Dari Partai Republik juga belum ada alternatip. Masih wajah-wajah lama. Pesaing kuat Trump adalah John McCain. Tapi tidak mungkin lagi: terkena kanker.
Baru kemarin ada darah muda. Yang mulai terlihat mau maju. Menjadi pesaing Trump. Yang di Pemilu nanti sudah berumur 76 tahun.
Si darah muda ini baru berumur 47 tahun. Gagah. Cerdas. Berprestasi.
Namanya: Eric Garcetti. Jabatan sekarang: Wali Kota Los Angeles.
Pendidikan: Columbia University New York, Oxford University (Inggris), London School of Economic (London).
Spesialisasi keilmuan: politik dan kesukuan.
Namanya sangat populer saat ini. Dengan mudah Eric terpilih untuk kedua kalinya. Los Angeles adalah kota yang amat besar. Multi kultural.
Salah satu yang membuatnya populer adalah keberaniannya melawan program Trump. ”Kalau perang dagang dengan Tiongkok ini diteruskan 250.000 orang Los Angeles kehilangan pekerjaan,” katanya.
Sekarang saja, katanya, pekerjaan di pelabuhan sudah turun 18 persen. Bisnis real estate juga akan terpengaruh. Harga besi dan alumunium sudah naik. Los Angeles letaknya memang di seberang Shanghai. Demikian juga San Fransisco. Dua kota besar ini akan sangat terganggu.
Maka Eric sudah bertekad nyapres. Tentu harus menang dulu di babak penyisihan Partai Demokrat.
Eric keturunan Itali-Mexico. Generasi ketiga di Amerika. Kakeknya pejuang Mexico. Saat Los Angeles dan San Fransisco belum dijual ke Amerika. Kakeknya itu dihukum gantung. Sebagai konsekwensi kepejuangannya.
Istrinya, Emy Elaine dari pantai timur: Rhode Island. Yang dulu sama-sama kuliah di Oxford.
Sang istri juga sangat cerdas. Aktivis. Perancang strategi politik. Ahli dalam ilmu kebijakan publik.
Dalam hal intelektualitas suami-istri ini mirip Bill Clinton-Hillary. Bahkan lebih.
Emy menjadi pembela untuk hak-hak anak dan aktivis anti kekerasan rumah tangga.
Minggu ini Eric ada di Hongkong. Bersama delegasi besar: pengusaha Los Angeles.
Dalam pidato-pidatonya di Hongkong Eric banyak dapat tepuk tangan. Kata-katanya penuh sindiran untuk Trump.
”Uang itu akan terus mengalir. Biar pun orang itu membangun tembok,” kata Eric. Menyindir proyek tembok yang akan dibangun Trump di perbatasan Mexico.
Demokrasi selalu memberi harapan. Bagi yang dadanya sesak melihat Trump masih bisa melihat Eric. Dari kejauhan. (dahlan iskan)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post