SANGATTA – Tingginya produksi sampah rumah tangga yang dibuang ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Batota di Jalan Poros Sangatta Bengalon menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Pasalnya, dari laporan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan, jumlah sampah yang dibuang setiap harinya kini mencapai 450 meter kubik. Sehingga, jika sampah tidak dikelola dengan benar dan tepat, pastinya akan menjadi permasalahan lingkungan di kemudian hari.
“Makanya kami (DLH, Red.) mewakili pemerintah mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan pengelolaan sampah, yang ramah lingkungan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kutim, Ence Akhmad Rafiddin Rizal.
Menurut dia, seharusnya masyarakat harus sadar bahwa kemampuan mengolah sampah tidak pernah seimbang dengan jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Penyebabnya, jumlah produksi sampah seiring dengan jumlah pertumbuhan penduduk. Sementara jumlah sampah yang mampu dikelola setiap harinya maksimal hanya 7 persen hingga 10 persen dari jumlah produksi sampah yang dihasikan masyarakat setiap harinya.
“Jika masyarakat hanya terbiasa membuang sampah tanpa melakukan pengelolaan maka tentunya akan ada permasalahan di kemudian hari. Jadi sudah saatnya melakukan 4R atau Reduce, Reuse, Recycle dan Repair,” ujarnya.
Upaya 4R itu, lanjut Rizal bisa dilakukan dengan cara, mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan, seperti mengurangi penggunaan kertas dan tissue. Kemudian menerapkan pemakaian kembali barang-barang yang masih bisa digunakan dan tidak langsung membuangnya. Selanjutnya menerapkan pola daur ulang barang-barang yang masih bisa termanfaatkan. Seperti limbah plastik atau botol yang bisa dijadikan pot bunga serta kantung kresek yang dipakai berulang-ulang.
Selain itu, bisa juga melakukan usaha perbaikan lingkungan. Seperti memperbaiki barang-barang yang rusak agar bisa digunakan kembali, melakukan upaya reboisasi atau memperbaiki lahan-lahan kritis sebagai daerah resapan air, dan memanfaatkan sampah-sampah organik sebagai pupuk,” papar Rizal.
Dia menambahkan, masalah sampah merupakan tanggung jawab bersama. Sehingga, selain pemerintah yang aktif mendorong prilaku cinta lingkungan, masyaraka juga harus ikut berpartisipasi.
‘Tanpa ada peran serta masyarakat, mustahil permasalahan sampah di Kutim bisa teratasi,” tutupnya. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post