SANGATTA – Perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat saat ini menyebabkan penyakit tidak menular menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Jika sebelumnya penyakit menular menjadi penyebab tingginya angka kematian di dunia, kini penyakit jantung, diabetes, darah tinggi serta kanker menjadi penyebab tingginya angka kematian. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kutai Timur tidak henti-hentinya mengajak masyarakat mau melakukan pengecekan kesehatan diri di fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, dokter pribadi ataupun rumah sakit.
Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal mengatakan kesadaran masyarakat saat ini masih sangat rendah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di puskesmas atau rumah sakit. Keengganan ini dikarenakan sebagian besar masyarakat terutama kalangan bawah atau ekonomi rendah belum memiliki jaminan kesehatan keluarga.
“Baik berupa jaminan mandiri seperti menjadi peserta Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ataukah jaminan kesehatan yang dibayarkan oleh pemerintah seperti KIS (Kartu Indonesia Sehat), banyak yang belum punya. Makanya mereka malas periksa,” sebut Bahrani.
Karena itu, lanjut Bahrani, BPJS wajib mencover seluruh masyarakat terkait kepemilikan jaminan kesehatan. Terlebih targetnya adalah pada 2019 mendatang seluruh masyarakat sudah wajib memiliki jaminan kesehatan baik melalui BPJS ataukah KIS. “Dengan telah memiliki jaminan kesehatan maka masyarakat nantinya dimotivasi untuk mau rutin melakukan pemeriksaan atau cek kesehatan mereka di puskesmas ataukah doter pribadi,” tambahnya.
Bahrani mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi atau melakukan pemeriksaan dini jika ada yang mengidap penyakit-penyakit seperti jantung koroner, diabetes, darah tinggi bahkan kanker. Sehingga bisa sejak dini dilakukan perawatan dan pengobatan, untuk menekan angka kematian manusia akibat penyakit tidak menular tersebut.
“Namun tentunya, masyarakat juga diajak untuk menerapkan pola hidup sehat sebagaimana yang telah dikampanyekan melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas),” tutup Bahrani. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post