SANGATTA – Persiapan menuju pemilihan gubernur (Pilgub) 2018 terus bergulir. Semakin banyak bermunculan bakal calon (balon) gubernur. Suasana bakal makin memanas, sebab peta persaingan datang dari beberapa kota/kabupaten. Meski dari Kutim dikabarkan tak akan da mengusungkan satu namapun.
Diketahui, dari beberapa daerah sudah mencuat balon masing-masing. Seperti dari Kukar ada bupati Rita Widyasari, atau Samarinda ada wali kota Syaharie Jaang, Balikpapan wali kota Rizal Effendi, Bupati PPU Yusran Aspar. Juga, Sekprov Kaltim Rusmadi, dan Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal, bahkan dari Gubernur Kaltara Irianto Lambrie. Malah, juga ada nama-nama dari kancah nasional, seperti Hadi Mulyadi, juga Awang Ferdian yang merupakan anggota DPR RI.
Sebenarnya ada sosok dari Kutim yang turut mengincar posisi orang nomor satu Kaltim, namun kini dia lebih cocok disebut warga Samarinda, yakni mantan Bupati Kutim Isran Noor.
Kutim yang merupakan wilayah dengan luas 35.747,50 kilometer per segi (km2) atau 17 persen dari luas Kaltim, memiliki penduduk sebanyak 253.847 jiwa (sensus penduduk Indonesia 2010). Bahkan, luas kabupaten ini kurang lebih sama dibanding Jawa Barat digabung dengan Banten. Ini merupakan potensi suara yang bakal menguntungkan para petarung di Pilgub mendatang.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kutim Agiel Suwarno mengatakan, saat ini pihaknya telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk Pilgub 2018. “Kami sudah mulai jalan persiapannya, meski tidak terlihat. Sebab, pergerakan dimulai dari bawah. Di ranting-ranting partai di semua kecamatan bakal mempersiapkan,” ungkap dia, ditemui belum lama ini.
Dia menjelaskan, tindakan yang paling penting dan pasti dilakukan dalam langkah pertama yakni mencari saksi-saksi untuk ditempatkan di tiap tempat pemungutan suara (TPS). Juga, melakukan konsolidasi. “Ada 679 TPS se-Kutim pada Pilgub nanti, dengan penempatan dua orang saksi di tiap TPS. Jadi akan ada seribu lebih tenaga yang dipersiapkan,” ulas anggota komisi A DPRD Kutim itu.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, tentu harus disiapkan anggaran. Sedangkan mendistribusikan persebaran persiapan akan menjadi hal yang sukar namun wajib dilakukan. “Seperti mendistribusikan ke Sandaran, Karangan, Busang, dan beberapa daerah lain di pelosok Kutim. Itu hal yang menjadi tantangan. Sebab, menuju ke tempat tersebut memerlukan waktu dan tenaga yang lebih. Itu sekaligus menjadi kunjungan ke pelosok Kutim, untuk mengetahui berbagai kendala masyarakat di sana,” papar dia.
Diterangkannya, dari PDIP Kutim, ada beberapa balon gubernur yang terang melamar ke PDIP. Antara lain Isran Noor, Syaharie Jaang, Awang Ferdian, hingga Rusmadi. “Tapi, kewenangannya bukan dari DPC di Kutim, melainkan dari DPD dan DPP. Siapa yang direkomendasikan, maka akan kami dukung,” ulas dia.
Sementara Politisi DPC Demokrat Kutim Yulianus Palangiran mengatakan, partai yang dihuninya sejauh ini belum melakukan kegiatan yang masif mencari suara di Kutim. Namun, hanya sekedar persebaran pemasangan spanduk di sejumlah wilayah di Kutim. Demokrat yang saat ini hanya mengusung Syaharie Jaang, saat ini belum melakukan pendekatan dan sosialisasi secara masif ke masyarakat, karena masih bertahap. “Nanti kami menunggu arahan dari partai pusat maupun tingkat provinsi. Bagaimana keputusan partai, kami akan laksanakan di daerah,” ujar Wakil Ketua I DPRD Kutim tersebut.
Sementara Ketua Fraksi Parpol Hanura Herlang Mappatitti menuturkan, sejauh ini pihaknya hanya menunggu keputusan dari partai tingkat provinsi maupun pusat. “Kalau diminta A, maka kami lakukan A. Kami harus dukung keputusan partai,” ucap anggota Komisi D DPRD Kutim itu.
Sejauh ini, lanjut dia, sebenarnya sudah banyak balon gubernur yang mulai melamar ke Hanura. Tapi, belum diputuskan arah dukungan. “Kami juga belum ada memberi masukan-masukan ke tingkat provinsi terkait itu,” tukas dia. (mon/hd)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post