BONTANG – Seyogianya Senin (9/4) Komisi I mengadakan pertemuan dengan pihak pengelola Hotel Equator terkait insiden yang terjadi beberapa waktu silam hingga merenggut nyawa seseorang. Namun, pertemuan tersebut harus tertunda akibat jadwal rapat Komisi I yang padat.
“Kami akan panggil kembali nanti, karena tadi saya pikir rapat tapal batas sampai lama, jadi kami tunda saja terkait Equator,” ungkap Ketua Komisi I, Agus Haris.
Akan tetapi, wacana dari komisi yang dipimpinnya ialah dilakukan penutupan wisata air tersebut. Hal tersebut dikarenakan dari beberapa keterangan yang ia dapat. Faktor penyebab kecelakaan tidak dapat dilakukan pengkajian secara mendalam, konon kabarnya peristiwa yang terjadi berbau mistis. “Kalau alasannya mistis, ya harus ditutup daripada nanti hilang satu-satu lagi,” ujarnya.
Politisi Gerindra ini mengatakan bahwa kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi. Menurutnya, sudah tiga korban tenggelam di kolam kedalaman 3 meter tersebut. Komisi yang menangani bidang hukum, pemerintahan, dan kesejahteraan masyarakat ini akan mengatur ulang agenda sehubungan dengan pemanggilan pengelola kawasan tersebut.
Sementara itu, Ketua Tim Task Force hotel Equator, Sutikno saat dihubungi melalui telepon mengatakan bahwa pihak manajemen sudah menyusun langkah kedepan berkenaan dengan peristiwa itu, salah satunya yakni pendangkalan kolam renang. Langkah tersebut merupakan upaya preventif agar insiden tersebut tak terulang.
“Saat ini kami masih tutup, ke depan kami dangkalkan menjadi 1,5 meter,” ungkapnya.
Akan tetapi, apabila langkah tersebut dirasa kurang tepat, pihak manajemen siap untuk mengambil keputusan terberat seperti yang diusulkan oleh Komisi I. Pihak manajemen sendiri tidak dapat berkomentar jikalau peristiwa tersebut erat kaitannya dengan mistis, mengingat bahwa baru saja terjadi pergantian kepemilikan pada bulan Juni yang lalu. “Ya kalau itu demi kebaikan warga Bontang, ya kami siap,” kata dia.
Diakuinya pada saat kejadian bahwa terdapat penjaga kolam renang yang mengawasi, bahkan petugas sempat menegur korban karena bercanda melakukan aksi berpura-pura tenggelam.
Isu yang beredar bahwa terdapat lubang pembuangan yang dapat menarik kencang obyek di sekitar lubang tersebut juga ditampiknya. “Lubang tersebut hanya dibuka saat hendak kolam dikuras, tidak setiap saat dibuka,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, siswa SMAN 1 Teluk Pandan tewas tenggelam di kolam renang Hotel Equator, Minggu (27/8). Korban yang diketahui bernama Yudha Negara tersebut tenggelam saat sedang mengikuti ekstrakulikuler renang. Menurut kawan sekelasnya, Edy Agus, korban tewas di kolam renang dengan kedalaman 3 meter.
“Kita tidak tahu pastinya dia (korban, Red.) bisa berenang atau tidak. Ardi, Saldi, dan Yudha langsung turun di kolam 3 meter,” ungkapnya.
Sebelumnya, korban dengan rekan-rekannya yang tergabung di kelas XI IPS dan IPA hendak mengikuti ekstrakurikuler berenang yang diadakan oleh sekolah. Kegiatan tersebut dipimpin oleh guru olahraga, Fernando.
Sempat terlihat ketiga pelajar ini bergurau meminta pertolongan kepada rekan yang lain. Hal tersebut dilihat oleh petugas dari pihak kolam renang tetapi dikatakan oleh korban sendiri bahwa itu hanya bercanda.
“Datang petugas Yudha bilang tidak apa-apa lalu petugas kembali tempatnya. Sementara Ardi dan Saldi posisinya di sampingnya (korban, Red.),” papar Edy.
Tak lama berselang, Ardy naik dari kolam renang di sisi lain Saldi mulai menjauh dari korban. Pada saat itu Yudha sudah tidak terlihat.
Beberapa murid meminta waktu istirahat untuk makan siang dan diperbolehkan oleh Fernando. Kondisi itu tidak disadari oleh teman dan guru bahwa Yudha sudah menghilang.
“Tiba-tiba guru menyuruh kami untuk mencari Yudha, guru menyelam lalu naik karena melihat ada banyangan orang di dasar kolam. Terus saya ikut nyelam dan korban ditarik oleh petugas,” ulasnya.
Kurang lebih sekitar satu jam korban tenggelam di kolam renang. “Mulanya mulut keluar busa, terus hidungnya keluar air campur darah. Kakinya diangkat petugas keluar air dari mulutnya,” sebutnya.
Naas, nyawanya tidak terselematkan, akan tetapi guru dan petugas lalu melarikan korban ke Rumah Sakit Pupuk Kaltim untuk dilakukan visum. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post