SANGATTA- Kutim tampaknya selangkah lagi akan menjadi kota darurat narkoba dan menyandang Kejadian Luar Biasa (KLB).
Terbukti dari data yang ada, nyaris setiap hari Polres Kutim meringkus pemakai dan pengedar narkoba. Baik dalam kota maupun pedalaman. Dari tingkat desa hingga level kecamatan dan kabupaten.
Bahkan, Kutim dinobatkan sebagai kota narkoba nomor tiga. Nomor satunya di sandang Samarinda dan nomor duanya Kukar. Sedangkan Kaltim masuk nominasi peredaran narkoba nomor dua.
Pelakunyapun tak pandang bulu. Mulai dari laki laki, perempuan, kakek nenek, dewasa hingga remaja. Akan tetapi mayoritas kalangan dewasa dan remaja.
Tentu hal ini sangat menghawatirkan. Karenanya, masyarakat meminta kepada pemerintah maupun yang terkait untuk gencar membendung masalah ini.
“Pemerintah wajib bergerilia di sekolah-sekolah. Berikan sosialisasi rutin terkait bahaya narkoba. Jangan hanya sesekali saja. Tidak pula di perkotaan saja. Akan tetapi rutin di semua sekolah. Begitupun dengan aparat kepolisian, BNK dan lainnya. Beri pengertian, akibat dan konsekuensi yang akan diterima jika terlibat dalam narkoba,” ujar Ustaz Abdullah.
Hal ini tidak cukup. Akan tetapi wajib dibarengi dengan perlindungan orang tua. Orang tua wajib menjaga anaknya. Baik laki laki terlebih perempuan. Pasalnya, serangan narkoba sudah menyasar semua pihak.
“Dari pandangan saya, penyebab maraknya generasi muda terjerumus kepada narkoba lantaran buruknya pergaulan. Salah dalam memilih teman. Mereka pacaran, merokok, minum alkohol dan lainnya. Karena teman yang buruk akhirnya mengarah pada pergaulan bebas dan narkoba. Orang tua harus menjaga anaknya,” katanya.
Menurut Kasat Narkoba Iptu Abdul Rauf, diantara penyebab tingginya jumlah pengguna narkoba ialah letak geografis yang berbatasan dengan beberapa negara tetangga. Sehingga Kaltim dan Kutim khususnya, menjadi salah satu ladang emas untuk memasarkan narkoba.
“Kalimantan Timur menjadi peringkat ke dua di Indonesia sebagai peredaran dan pemakai Narkoba terbanyak diantara provinsi lain. Samarinda nomor satu di Kaltim, kemudian Kukar dan Kutim,” ujar Iptu Rauf.
Sementara itu, Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin mengaku, terus memerintahkan seluruh jajaran kepolisian untuk melakukan himbauan bahkan meringkus para pengedar, baik di kota hingga ke pelosok desa.
“Sekarang ini Kaltim menjadi peredaran dan pengguna narkoba terbanyak di Indonesia. Saya terus melakukan himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat, baik di kota hingga ke pelosok desa,” katanya saat menyambangi Kutim.
Sebagai wilayah darurat narkoba nomor dua se-Indonesia, Kapolda melakukan keliling daerah untuk sosialisasi bahaya narkoba.
“Kedatangan saya ke Kutim selain kunjungan kerja, juga melakukan sosialisasi narkoba dan juga dana desa. Semuanya menghindari penyimpangan anggaran desa,” pintanya.
Menurutnya, tingginya peredaran narkoba di Kaltim, Kutim bisa menjadi peredaran narkoba terbanyak tingkat kabupaten dan kota. Tentu hal semacam ini harus dicegah guna menghindari tingginya peredaran di kota hingga daerah pelosok desa.
“Makanya kami lakukan sosialisasi hingga ke desa-desa. Kalau Kaltim sudah menjadi pemakai narkoba terbanyak, tentu saja Kutim bisa menjadi daerah gawat narkoba. Berdasarkan hasil laporan Kapolres Kutim, penghuni Lapas terbanyak adalah pengguna narkoba, dan itu sudah 80 persen,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: