SAMARINDA – Sofyan Hasdam dan Nusyirwan Ismail secara resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018. Paslon yang diusung Partai Golkar dan Nasdem ini mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim pada hari terakhir pendaftaran, Rabu (10/1) kemarin.
Tiba di aula KPU Kaltim, Jalan Basuki Rahmat sekira pukul 14.00 Wita, persyaratan pencalonan keduanya sempat terganjal surat keputusan (SK) ketua di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kaltim. Namun setelah KPU melakukan konfirmasi ke KPU RI, SK penetapan Sofyan Hasdam sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Kaltim dibenarkan. Sehingga pencalonan keduanya dinyatakan sah.
“Dinyatakan selesai dan sah (persyaratan). Tinggal menunggu verifikasi, pemeriksaan kesehatan, dan lain-lain,” kata Sofyan Hasdam kepada awak media, usai mendapatkan tanda terima pendaftaran dari KPU Kaltim.
Mantan Wali Kota Bontang dua periode ini menerangkan, proses pendaftaran yang cukup lama dikarenakan dia tidak membawa surat keputusan (SK) pergantian ketua yang sebelumnya dijabat Rita Widyasari. Namun proses konfirmasi yang dilakukan KPU Kaltim akhirnya memastikan bahwa SK tersebut memang benar ada.
“Sudah tidak ada masalah, alhamdulillah selesai. Kami sudah mendapatkan tanda terima bahwa kami sudah mendaftar dan sudah memenuhi persyaratan,” terangnya.
Sofyan mengakui, pemasangan dirinya bersama Nusyirwan sempat memunculkan polemik di internal partai. Namun dinamika seperti itu menurutnya wajar terjadi pada semua partai. Dinamika ini, kata Sofyan, selalu terjadi menjelang penetapan calon. Akan tetapi setelah ada keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Partai Golkar satu suara dalam mendukungnya bersama Nusyirwan.
“Saya yakin (solid). Dan hari ini kan terbukti semua DPD II hadir. Kecuali dari Berau dan Kubar (Kutai Barat, Red.), itu hanya masalah minta izin. Bukan karena tidak mau hadir,” jelas Sofyan. Pencalonan Sofyan-Nusyirwan ini juga telah disampaikan kepada Rita Widyasari. Sofyan mengungkap, Rita memberikan dukungan dan mengucapkan selamat.
Disinggung soal penetapan calon di detik-detik terakhir, Sofyan membantah dikarenakan masalah mahar politik. Bahkan dia menyatakan tidak ada mahar politik tertentu di balik pencalonan ini. Kata dia, dalam penetapan pasangan calon (paslon), Partai Golkar murni berorientasi pada kemenangan. Menurutnya percuma saja partai menerima uang bila pada akhirnya kalah.
“Kami selalu berorientasi pada kemenangan, tidak ada itu (mahar politik). Ngapain partai dapat duit tapi kalah. Yang kami harapkan bagaimana mendapatkan kemenangan,” bebernya.
Selaku Ketua Tim Pemenangan Pemilu, Sofyan mengungkapkan bila proses pemasangan dirinya dan Nusyirwan ibarat bermain catur. Dalam hal ini, semua hal menjadi pertimbangan dalam hal pembentukan dan pemilihan pasangan. Berikut kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses pemasangan calon ini.
“Jadi orientasinya ya orientasi menang. Jadi kalau saya dengan Pak Nusyirwan didorong di sini sebagai calon, maka insyaallah Partai Golkar dan Partai Nasdem optimistis akan menang,” urai Sofyan.
Terkait program prioritas yang akan dilakukannya bila terpilih menjadi KT-1, Sofyan menjawab harus berangkat dari permasalahan Kaltim yang ada sekarang. Karena itu apabila dia dan Nusyirwan diberi kesempatan memimpin Kaltim, mereka bakal menyelesaikan masalah-masalah yang masuk skala prioritas tersebut.
“Terutama kita lihat bahwa sumber daya di Kaltim tergantung dari sumber daya alam yang tidak terbarukan. Ini yang parah. Kita lihat saat sumber dayanya masih banyak saja, hanya harganya yang turun, semua APBD sudah jungkir balik. Apalagi kalau sumber dayanya habis,” papar dia.
Oleh karenanya apabila sudah menjadi nasib dia dan Nusyirwan terpilih dalam pilgub ini, bakal berusaha mengubah ketergantungan pada sumber daya alam tidak terbarukan, berganti pada sumber daya alam baru terbarukan.
Sementara itu Komisioner KPU Kaltim divisi teknis penyelenggaraan, Rudiansyah mengakui proses pemeriksaan berkas pencalonan Sofyan-Nusyirwan memang berlangsung cukup lama. Karena KPU Kaltim perlu melakukan klarifikasi pada liason officer (LO) Partai Golkar di tingkat DPP yang sekarang berada di KPU RI.
Klarifikasi ini untuk memastikan kebenaran SK Plt, perubahan ketua dari Rita Widyasari yang kemudian diserahkan kepada Sofyan Hasdam. “Akhirnya kami mendapat kepastian bahwa SK itu dinyatakan benar. Sehingga itu akan menjadi penentu sahnya penandatangan syarat pencalonan oleh Bapak Andi Sofyan Hasdam selaku Plt Ketua Partai Golkar Kaltim,” jelas Rudiansyah. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: