Keterbatasan ekonomi, membuat Andika Saputra terhalang untuk melakukan operasi penyakit yang ada dalam tubuhnya, jantung bocor.
Bambang, Bontang
Jantung bocor adalah suatu kondisi serius di mana katup jantung mengalami masalah. Seberapa parah jantung bocor tergantung pada berapa banyak katup bermasalah yang mengganggu aliran darah normal.
Syahrin dan Fatmawati tak pernah tau jika anak kelima mereka mengidap penyakit jantung bocor. Sejak lahir, mereka merasa anaknya tersebut normal seperti anak lainnya. Namun, ketika usia Andika menginjak 5 tahun, barulah kedua orang tuanya menyadari jika dalam tubuh Andika ada penyakit yang cukup parah.
“Awal tahu saat dia (Andika, Red.) terserempet motor di dekat rumah. Akhirnya kami bawa ke Puskesmas Bontang Lestari. Oleh puskesmas, kemudian dirujuk ke RSUD (RSUD Taman Husada, Red.). Di RSUD lah ternyata baru ketahuan jika dia mengidap jantung bocor,” kata Fatmawati kepada Bontang Post belum lama ini.
Usai mengetahui penyakit tersebut diidap oleh anaknya, Famawati pun rajin memeriksakan anaknya ke rumah sakit. Usai memiliki Jaminan kesehatan daerah (jamkesda), Andika kemudian dirujuk oleh RSUD ke RSH Jantung Harapan Kita Jakarta untuk operasi. Namun karena terkendala biaya transportasi, biaya makan, dan biaya obat paten, sehingga sempat tertunda. “Akhirnya kontrolnya di Samarinda saja. Sejauh ini sudah lima kali kami ke Samarinda,” terangnya.
Adapun gejala yang dirasakan Andika ketika penyakitnya kambuh, yakni sesak nafas, batuk, susah tidur jika terlalu kelelahan, serta pertumbuhan badannya yang tidak normal sepertia anak pada umumnya. “Saya berharap ada bantuan untuk operasi serta ongkos perjalanannya sehingga anak saya cepat sembuh,” harap Fatma.
Terpisah, penjangkau LK3 Bontang Suratmi menjelaskan, klien Andika sudah ditangani oleh LK3 cukup lama. Beberapa upaya pun telah dilakukan agar Andika bisa dioperasi. Hanya saja, beberapa kali gagal karena minimnya biaya. Dia menjelaskan, awalnya Jamkesda sudah akan membantu, namun pagu anggaran yang mereka miliki hanya Rp 30 juta saja. Sementara perkiraan biaya operasi membutuhkan biaya sekira Rp 70 juta.
“Kekurangannya tidak bisa dipenuhi karena keluarga tidak memiliki dana. Suaminya hanya bekerja buruh bangunan dan kebun yang tidak menentu,” ungkapnya.
Kemudian, di 2014 lalu LK3 juga telah melakukan pendampingan pengurusan BPJS kepada keluarga klien. Meski dari BPJS mengklaim akan menanggung semua biaya operasi, namun tetap saja Fatimah tidak bisa membawa anaknya berangkat operasi karena biaya operasionalnya harus ditanggung sendiri.
“Sehingga harus dicarikan sumber bantuan dari lainnya agar bisa operasi,” tukasnya.
Jantung bocor adalah kelainan bawaan atau kongenital yaitu masalah pada struktur jantung yang sudah ada sejak lahir, sehingga akan mengubah aliran normal darah melalui jantung. Seperti diketahui, secara garis besar jantung memiliki dua sisi (kanan-kiri), dipisahkan oleh dinding atau sekat bagian dalam yang disebut septum.
Jantung sebelah kanan menerima darah miskin oksigen dari tubuh dan memompanya ke paru-paru. Sedangkan Jantung sebelah kiri menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke seluruh tubuh. Septum mencegah pencampuran darah antara kedua sisi jantung tersebut. Namun, beberapa bayi dilahirkan dengan lubang di septum bagian atas atau bawah dan kondisi inilah yang disebut dengan jantung bocor. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: