SAMARINDA – Masalah debu jalan dan sampah masih menjadi masalah klasik yang belum sepenuhnya mampu diurai Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Meningkatnya aktivitas pertambangan batu bara di wilayah ibu kota Kaltim ini disebut-sebut menjadi pemicu naiknya volume debu.
Selain itu, polusi dan emisi yang dihasilkan kendaraan juga turut menyumbang meningkatnya volume debu. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir jumlah kendaraan baru di Kota Tepian mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Mengurai permasalahan itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Samarinda, Nur Rahmani mengungkapkan, tahun ini instansi yang dia pimpin akan bekerja ekstra membersihkan Samarinda dari debut dan sampah.
Selain itu, Rahmani menyebut, BLH sudah memiliki 1.250 orang pasukan orange, atau tukang bersih. “Petugas kebersihan ini akan bekerja siang dan malam. Mereka akan menyedot debut menggunakan sapu sweeper. Sehingga kebersihan kota akan tetap terjaga,” katanya, Rabu (1/2) lalu.
Nantinya, para petugas tersebut akan bekerja membersihkan jalan-jalan protokol di Samarinda. Antara lain Jalan Antasari, Jalan Pangeran Muhammad Noor, Wahid Hasyim, dan beberapa jalan protokol lainnya di Kota Tepian.
Khusus untuk membersihkan debu jalanan, sambung dia, BLH akan menggunakan sapu sweeper. Sapu ini bisa menyedot puluhan kilogram debu. Namun demikian, sapu sweeper memiliki kelemahan yakni jika dipakai secara rutin, hanya akan bertahan tiga minggu.
“Setelah tiga minggu, sapu itu akan tumpul. Harganya mencapai Rp 30 juta. Sedangkan setiap hari bahan bakar minyak (BBM) yang dibutuhkan mencapai 25 liter. Tapi kami tidak bekerja setiap hari, jika ada hujan, sapu sweeper tidak bisa digunakan,” ungkapnya.
Sedengkan salah satu rute yang ditempuh untuk membersihkan debu dimulai dari kantor BLH di jalan MT Haryono. Kemudian menyisir Jalan Antasari, Jalan Yos Sudarso, dan balik lagi ke kantor BLH. Dari daerah operasional ini, jika sapu sweeper aktif digunakan, setiap bulan bisa menghabiskan puluhan juta untuk kebutuhan BBM. Anggaran itu belum termasuk operasional pegawai.
“Anggaran kegiatan internal BLH itu hanya Rp 3,5 miliar. Tapi secara keseluruhan, anggaran yang tersedia tahun ini Rp 30 miliar. Dana ini sudah termasuk untuk pengelolaan sampah, kebersihan, BBM, dan gaji pegawai,” bebernya. (*/um/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: