SAMARINDA – Permintaan ikan di Kota Samarinda terbilang cukup besar. Dibutuhkan 36 ton ikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Tepian setiap harinya. Sedangkan yang bisa didistribusikan nelayan hanya berkisar di angka 25-30 ton ikan saja.
Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selisi Samarinda, Ambo Tang mengatakan, pelabuhan ikan yang dia kelola setiap harinya hanya mampu menampung 40 ton ikan. Sebanyak 25 ton di antaranya didistribusikan ke 10 pasar yang ada di Samarinda.
“Setiap harinya Samarinda butuh 36 ton ikan. Dari stok ikan yang kami miliki sekarang, tidak semuanya bisa didistribusikan di Samarinda. Dari 40 ton ikan yang tersedia, 25 persen dari persediaan itu kami kirim ke sejumlah daerah lainnya di Kaltim,” kata dia, Rabu (1/2) lalu.
Meski begitu, dari total pasokan ikan yang dimiliki PPI Selisi, sebagian ada yang sengaja disimpan untuk mengantisipasi kelangkaan ikan di pasar. Selain itu, tabungan ikan tersebut disimpan untuk menekan harga ikan jika terjadi kenaikan harga di pasar.
“Sekitar 15 ton sengaja memang kami tampung. Istilahnya ikan ditampung untuk menjaga stabilitas distribusi ikan di pasar. Karena kalau kami tidak menampung ikan, bisa saja suatu saat terjadi peningkatan harga,” sebutnya.
Kata dia, dari pasokan ikan yang ditampung pihaknya, secara berkala akan didistribusikan ke pasar-pasar di Samarinda. Maupun untuk dikirim ke daerah lainnya jika permintaan ikan naik. Dengan demikian, kelangkaan ikan di pasar bisa ditekan.
“Kenaikan harga ikan bisa mengakibatkan inflasi. Beberapa tahun yang lalu pernah terjadi kelangkaan ikan di pasaran. Kemudian harga ikan naik, diikuti dengan inflasi. Jika begitu, ini berpengaruh pada daya beli dan konsumsi ikan di masyarakat,” terangnya.
Walaupun Samarinda mengalami kekurangan pasokan ikan laut, sambung dia, setiap harinya PPI Selili masih dapat mendistribusikan ikan secara stabil ke daerah lainya di Kaltim. Antara lain ke Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar), dan Mahakam Ulu.
“Ini cukup aneh bagi kami, di mana Samarinda yang tidak memiliki laut bisa mendistribusikan ikan laut di daerah lain di Kaltim. Bahkan di PPI Selili ini pernah mendistribusikan ikan ke Sumatra,” katanya.
Dia menambahkan, setiap tahun konsumsi ikan per-kapita atau perkepala mencapai 36,5 kilogram. Sedangkan rata-rata konsumsi ikan perkapita nasional hanya 36 kilogram. Angka tersebut masih lebih rendah dari angka konsumsi daerah tetangga seperti Sulawesi Selatan yang mencapai 50 kilogram.
“Keberadaan gedung baru PPI Selili ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah ikan di Samarinda. Sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi,” harapnya. (*/um/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: