SAMARINDA – Perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018 akan menjadi ajang bagi para calon gubernur dan calon wakil gubernur mengadu konsep pembangunan. Dengan sederet persoalan pembangunan ekonomi dan infrastruktur saat ini, setiap paslon dituntut menghadirkan konsep pembangunan yang inovasi.
Beberapa masalah pelik pembangunan di Kaltim, antara lain buruknya infrastruktur jalan penghubung antara kabupaten/kota dan jalan-jalan desa, anjloknya Sumber Pendapatan Belanja Daerah (APBD), serta belum terpenuhinya sarana dan prasarana infrstruktur kesehatan memadai.
Menyikapi masalah itu, beberapa paslon mengaku telah memiliki konsep pembangunan yang bisa jadi solusi bagi Kaltim. Pasangan cagub dan cawagub Rusmadi-Safaruddin misalnya, mengaku telah menyiapkan konsep pembangunan berbasis kerakyatan di bawah slogan Kaltim Bermartabat.
Dari sekian banyak persoalan pembangunan di Kaltim, pasangan yang diusung koalisi Partai PDI Perjuangan dan Hanura ini menjanjikan, jika keduanya diamanatkan rakyat sebagai nahkoda Kaltim selanjutnya, maka ada dua bidang yang akan jadi perhatian serius pihaknya.
Kedua bidang itu yakni pendidikan dan pelayanan kesehatan. Menurut Rusmadi, berbagai masalah di kedua sektor tersebut akan diselesaikan pada tahun pertama kepemimpinannya. Sebab kedua bidang tersebut adalah hak rakyat yang wajib diberikan pemerintah.
“Tidak boleh lagi ada anak-anak yang tidak sekolah. Mereka yang putus sekolah, diusahakan bisa melanjutkan sekolah. Kesehatan juga akan jadi perhatian. Saya tidak ingin sampai ada rumah sakit yang menolak masyarakat miskin yang sakit. Pemda harus hadir untuk membantu itu,” ucapnya.
Kata dia, Kaltim ini punya masalah besar di bidang pembangunan ekonomi. Saat ini, sektor pembangunan ekonomi masyarakat masih didominasi sektor pertambangan batu bara serta minyak dan gas (migas). Supaya menciptakan pemerataan pembangunan, pemerintah harus mendorong pengembangan sektor ekonomi kerakyatan.
“Tidak ada pilihan bagi Kaltim, kecuali mendorong sektor ekonomi yang banyak menyerap kerja. Pertanian dan perkebunan adalah sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Kalau saya bilang, ini namanya mega sektor yang harus dan perlu terus dikembangkan,” tuturnya.
Selain itu, pria yang akrab dengan sapaan Cak Rus ini ingin mendorong peningkatan pembangunan di daerah perbatasan Kaltim. Ia menilai, program pemerintah ke depan harus lebih banyak menyentuh perbatasan. Terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur jalan.
“Rakyat harus dilayani. Saya ingin masalah SDM dan kesehatan bisa diutamakan. Khususnya untuk mereka yang hidup dan tinggal di perbatasan Kaltim. Mereka bagian dari Kaltim dan punya hak yang sama untuk mendapatkan pembangunan yang baik,” katanya.
Pasangan calon lainnya, Isran Noor dan Hadi Mulyadi menilai, untuk mengurai buruknya masalah pembangunan di Kaltim, pemerintah dirasakan perlu melakukan berbagai inovasi kebijakan, salah satunya untuk mendorong penyerapan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bakal Cawagub Kaltim Hadi Mulyadi punya keyakinan besar bisa mendongkrak pertumbuhan PAD tanah Borneo hingga tiga kali lipat dari saat ini. Pada APBD Kaltim 2017 lalu, capaian PAD Kaltim sebesar Rp 660,55 miliar. PAD tersebut bersumber dari retribusi, pajak daerah, dan beberapa komponen lain.
“Untuk mendorong upaya percepatan pembangunan di bidang infrastruktur jalan yakni dengan mendorong upaya peningkatan PAD. Ke depan, PAD Kaltim harus bisa naik dua hingga tiga kali lipat dari yang sudah ada saat ini,” sebut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Peningkatan PAD itu bukan hal yang mustahil. Sebab, dalam dua tahun ke depan ada ada sejumlah mega proyek yang akan beroperasi di Kaltim. Antara lain, Kita bisa usahakan itu. Karena akan ada banyak proyek-proyek besar di kaltim, antaranya perluasan kilang Balkpapan (refineri unit V), pembangunan kilang baru di Kota Bontang, dan participating interest (PI) 10 persen dari Blok Mahakam.
“Kalau sektor batu bara dan migas ini sampai 10 atau 20 tahun mendatang masih berpeluang untuk kita gali. Yang lainnya adalah pariwisata. Kaltim memiliki banyak objek wisata yang luar begitu luar biasa dan bertaraf internasional. Tinggal pemerintah memfasilitasinya,” kata paslon yang diusung koalisi Partai Gerindra, PKS, dan PAN ini.
Jika beberapa sektor itu ditata dan dikelola dengan baik, terutama di sektor pengembangan bisnis pariwisata, maka bisa memberikan multi player efek pada masyarakat. Dari tumbuhnya bisnis perhotelan, ekonomi kreatif, dan sektor terkait lainnya.
“Pemerintah harus hadir dan memberikan kebijakan yang sejalan dengan itu. Kata kuncinya yakni keberanian. Keberanian merubah aturan-aturan yang membuat Kaltim tidak berdaya,” tegasnya.
Sedangkan pasangan Syaharie Jaang dan Awang Ferdian Hidayat menjanjikan akan mendorong upaya percepatan pembangunan di bidang infrastruktur. Menurut Jaang, infrastruktur yang memadai sangat dibutuhkan untuk mendorong akselerasi ekonomi Kaltim.
Keinginan Wali Kota Samarinda tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat melakukan kunjungan kepartaian ke sejumlah kabupaten/kota di Kaltim, dia mendapati kenyataan bahwa pemenuhan pembangunan infrastruktur jalan yang baik masih jauh dari kata baik.
Seperti yang dia dapati ketika menyambangi ke Kota Bontang, Kabupaten Kutim hingga Berau. Dari perjalanan darat itu, Jaang menemukan jalan-jalan provinsi yang menjadi akses utama antar daerah masih banyak yang rusak. Sehingga perlu segera dibenahi.
“Saya keliling jalan darat, nggak pakai helikopter atau pesawat. Saya ingin Kaltim punya jalan bebas hambatan. Seperti dari Samarinda ke Bontang, Kutim, dan Berau. Begitupun pembangunan di Selatan Kaltim. Jalan pertanian dan perkebunan di Paser dan Penajem Paser Utara (PPU) akan kami benahi,” tutur ketua DPD Demokrat Kaltim ini.
Tidak hanya itu, bagi calon yang diusung koalisi Partai Demokrat, PKB, dan PPP ini menyebutkan, seperti Kabupaten PPU memiliki potensi besar di sektor pertanian. Di daerah tersebut terdapat 20 ribu hektare lebih lokasi yang dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian, atau persawahan.
“Tinggal bagaimana pemerintah membangunkan bendungan dan membuatkan sistem irigasi yang baik. Di situ (PPU) juga bisa dijadikan sentral peternakan. Akses jalan seperti jembatan akan kita perbaiki,” tandasnya.
Sementara pasangan Andi Sofyan Hasdam dan Nusyirwan Ismail berkeinginan menjadi Kaltim sebagai daerah yang mandiri. Tidak semata hanya bertumpu pada sektor pertambangan batu bara dan migas. Keberadaan pertambangan perlahan tapi pasti akan sulit menjadi pondasi ekonomi masyarakat.
Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Kaltim mengalami fluktuatif, sebagai dampak dari tidak menentunya harga pasar dunia terhadap harga jual batu bara dan migas. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan mengalami perlambatan.
Sebagai bakal cagub, Sofyan Hasdam ingin menggagas Kaltim sebagai Bumi Etam yang mandiri, sejahtera, dan lestari secara lingkungan. Visi itu dituangkan dalam lima misi dengan 12 program prioritas. Salah satu gagasan itu yakni Gerbang Etam, yang merupakan akronim dari Gerakan Pembangunan Ekonomi Terpadu.
Melalui visi tersebut, mantan Wali Kota Bontang ini menuangkan lima prinsip pembangunan. Yakni gerakan membangun sehat pendidikan, sehat ekonomi dan investasi, sehat lingkungan, serta sehat pemerintahan.
“Gerbang Etam ini saya tawarkan semacam gerakan di Jepang, tapi dengan model yang berbeda,” kata pasangan yang diusung koalisi Partai Golkar dan NasDem ini.
Sofyan mencontohkan, di negara Jepang dikenal sebuah istilah one village one commodity. Yakni, satu desa satu komoditi. “Gerakan ini didasari langkah awal dalam bentuk pembangunan komoditas unggulan, satu desa satu komoditi,” jelasnya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: