SANGATTA – Pada kasus pembunuhan orang utan di Taman Nasional (TNK) Kecamatan Teluk Pandan diduga akan ada tersangka baru. Meskipun, Polres Kutim sudah menetapkan empat orang sebagai tersangka utama penembakan hewan dilindungi tersebut.
Penyelidikan terus berlanjut. Akan dituntaskan hingga ke akar akarnya. Pasalnya, pembunuhan ini terbilang sadis dan penuh ambisi.
Meskipun Begitu, tidak dijelaskan pasti siapa yang dimaksud. Besar dugaan ialah salah satu istri dari empat tersangka yang saat ini sudah mendekam dalam tahanan.
“Kan total ada enam orang. Empat ditahan, satu di bawah umur, dan satunya istri salah satu tersangka. Tetapi tidak kami tahan. Masih menjadi saksi,” ujar Kapolres AKBP Teddy Ristiawan.
Jika dirasa cukup, penetapan tersangka bisa saja dilakukan. Hanya saja, perlu pendalaman terlebih dahulu. Diperlukan bukti bukti yang menjerat pelaku.
“Katanya hanya melihat saja. Tidak ikut menembak,” Kapolres Ristiawan.
Terlepas dari itu, dirinya belum dapat membeberkan lebih mendalam akan ada pelaku lain, selain salah satu istri tersangka. Yang jelas, hingga saat ini proses pencarian saksi dan bukti terus dilakukan.
“Saksi saksi dan bukti masih kami cari. Mengenai ada apa tidak tersangka baru, tunggu saja,” katanya.
Sementara itu, Andi (37) yang merupakan salah satu penembak orang utan di Taman Nasional Kutai (TNK) Teluk Pandan, Kutim mengungkapkan jika hal tersebut dilandasi rasa kesal.
Pasalnya, orang utan tersebut sudah merusak perkebunan nanas dan sawit yang dimilikinya. Bahkan berani melawan.
“Saat itu saya lihat orang utan mau ambil nanas. Makanya langsung saya usir,” ujar Andi.
Saat diburu, orang utan tersebut melakukan perlawanan. Dia berteriak seolah menantang. Karena dianggap membahayakan, akhirnya satu peluru dilayangkan ke perut orang utan malang tersebut.
“Dia melawan. Makanya saya tembak. Karena saat itu kebetulan saya bawa senapan untuk cari biawak,” katanya.
Orang utan lari keatas pohon. Beberapa kali tembakan kembali dilayangkan. Andi kembali mendapatkan teriakan. Tak ingin mati konyol, akhirnya Andi memanggil keluarga yang lain. Yakni Muis, Nasir, Hendri, dan Rustam.
“Saya panggil keluarga. Nah disitu kami secara bersama sama menembaki orang utannya,” jelasnya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: