BONTANG – Ratusan massa pendukung salah satu pasangan calon (paslon) pemilihan gubernur Kaltim, bentrok dengan aparat kepolisian dari Polres Bontang di Kantor KPU Bontang. Sebab, pendukung paslon menganggap ada kecurangan dalam penyelenggaraan pemilihan Gubernur Kaltim, yang membuat jagoan mereka kalah. Mereka mendesak dilakukan pencoblosan ulang.
Pasukan dari Polres Bontang berusaha menahan mereka dengan membuat pagar pengaman. Sehingga, terjadi saling dorong antara pendukung paslon dengan polisi. Namun, pendemo beringas makin banyak. Sehingga, pihak kepolisian memutuskan mendorong dan membubarkan massa dengan water cannon untuk memaksa pendemo mundur. Air tersebut, ternyata tidak menyulutkan semangat massa untuk berhenti. Mereka justru semakin maju melawan pengamanan tim dalmas dari Polisi. Merasa sudah tak bisa ditangani, tim dari TNI pun dikerahkan untuk mengamankan beberapa objek vital nasional (obvitnas) saat Pilkada. Polisi juga mengamankan beberapa provokator.
Semua kericuhan dan pengamanan tersebut tergambar di simulasi pengamanan kota (sispamkot) yang digelar oleh Polres Bontang beserta TNI dari Kodim 0908/BTG, Den Arhanud Rudal 002 BTG serta Subdenpom Bontang dengan total gabungan 700 tim.
Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono mengatakan, simulasi tersebut dilakukan setelah apel gelar pasukan untuk mengecek kesiapan personel. Mulai dari anggota Polres Bontang, Kodim 0908/BTG, Den Arhanud Rudal 002, Subdenpom Bontang, Satpol PP Bontang, serta linmas dan Pemadam Kebakaran Bontang. “Yang dilibatkan ada 700 personil, ini merupakan kesiapan kami karena saat Pigub 2018, saat ini sudah memasuki masa kampanye,” jelas Dedi saat diwawancara usai kegiatan, di Lapangan Bessai Berinta Bontang, Selasa (20/2) kemarin.
Operasi Mantap Praja Mahakam 2018 juga sudah dimulai sejak 20 Februari, hingga masa pelantikan nanti. Untuk Operasi Mantap Praja Mahakam, Polres Bontang menyiapkan 2/3 kekuatan. Di setiap tahapan Dedi mengatakan akan menyiapkan personel untuk mengamankannya.
Sementara itu, Dandim 0908/BTG Letkol Arh Gunawan Wibisono mengatakan, pada dasarnya dari satuan TNI yang ada di wilayah Bontang khususnya Kodim mengkoordinir satuan yang ada. Baik Kodim 0908/BTG, Subdenpom, Den Arhanud Rudal 002, serta pos TNI AL. Untuk kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhan melalui prosedur yang ada. “Kami sudah mendapat legitimasinya karena sudah ada MoU antara Panglima TNI dan Kapolri yang ditindaklanjuti dengan satuan-satuan yang ada di bawahnya,” ungkap Gunawan.
Untuk kekuatan yang dikerahkan dalam hal ini, Dandim menyiapkan 1 SSK yakni sebanyak 100 personil.
Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase yang saat apel gelar pasukan sebagai Irup mengatakan, pihaknya sangat mendukung TNI-Polri atas kesiapan untuk menghadapi Pilgub 2018. Konflik sekecil apapun, harus diantisipasi. Sehingga, Basri merasa bangga terhadap TNI-Polri yang ada di Bontang.
Dalam kesempatan itu, Basri meminta jangan sampai karena komunikasi yang tidak baik sehingga menimbulkan konflik sosial yang semestinya tidak terjadi. “Keempat paslon telah berjanji masing-masing tidak melakukan politik uang, hoax, serta kampanye SARA, karena semua cinta NKRI dan semua bersaudara,” terang dia.
Pemkot Bontang, dikatakan Basri akan meminta tokoh masyarakat, tokoh agama, yang tergabung dalam FKDM, FPK, FKUB juga organisasi lain untuk mendukung pilkada damai. Pasalnya, ketika pilkada berjalan baik maka akan sangat menguntungkan untuk semuanya. “Dengan adanya antisipasi lebih awal, bahwa kami membangun komunikasi yang baik maka perbedaan bisa diakui dan karena semua bersaudara,” tutupnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: