BONTANG – Markas Polres Bontang diserang dua orang tidak dikenal (OTK) dan berhasil membuat teror hingga kepanikan, Jumat (7/12) pagi kemarin.
Kejadian itu berlangsung secara tiba-tiba. Bermula saat kedua OTK tersebut masuk di areal mako Polres Bontang dengan mengendarai motor trail tanpa dilengkapi plat nomor polisi.
“Awalnya, kedua OTK tersebut diadang anggota Provost Polres Bontang yang sedang melaksanakan tugas pengamanan pelaksanaan apel di depan pintu gerbang pos penjagaan,” kata Kapolres Bontang AKBP Siswanto Mukti melalui Kasubag Humas Iptu Suyono.
Tidak disangka, salah seorang OTK mengeluargan senjata api jenis pistol dan menembak seorang anggota Provost yang mengadangnya. Anggota Provost tersebut tersungkur berlumuran darah.
Merasa di tidak ada perlawanan, kedua OTK tersebut menuju lapangan upacara dengan menggunakan motor dan langsung melempar tas berisi bom ke arah personel yang sedang melaksanakan apel pagi.
Ketika bom dalam tas yang dilempar OTK ke tengah lapangan apel tersebut meledak, terjadilah kepanikan dan anggota Polres Bontang pun berlarian menyelamatkan diri.
Melihat kondisi seperti itu, personel yang mengikuti apel pagi dan membawa senjata api terlibat baku tembak dengan kedua OTK yang diduga teroris tersebut.
Salah satu OTK berhasil ditembak mati, di mana OTK tersebut merupakan pelaku yang melempar bom. Personel yang berada di gedung SPKT ( Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu ) langsung bergerak cepat melakukan pengadangan di gerbang penjagaan dengan cara menutup pintu gerbang guna mengantisipasi pelaku keluar dari Mako Polres Bontang.
“Melihat temannya tewas, satu pelaku semakin panik dan menyandera seorang polisi. Strategi lain pun anggota Sat Sabhara lakukan, hingga akhirnya pelaku bisa kami lumpuhkan dan sandera bebas dengan selamat,” kata Suyono.
Peristiwa tersebut merupakan rangkaian Simulasi Sistem Pengamanan Markas Komando (Sispam Mako) Polres Bontang, dengan maksud melatih kesiapsiagaan polisi untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi dengan meminimalisir korban jiwa. “Melatih anggota agar tetap terampil dan mampu melaksanakan tugas sesuai tupoksi saat terjadi teror. Kami tangani dengan memperhatikan hak asasi manusia dan supermasi hukum yang profesional,” jelas Suyono. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post