SANGATTA – Maraknya kasus kekerasan pada anak di Kutai Timur (Kutim) hingga pertengah tahun 2018, telah didapati sebanyak lima kasus. Hal tersebut disebabkan karena cara asuh anak yang potagenik atau salah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim, Aisyah mengatakan dalam mendidik anak harus dengan cara tepat. Jangan sampai menjadi beban untuk anak yang dididik.
“Potagenik merupakan pola asuh yang salah. Diharapkan dengan adanya imbauan seperti ini, mereka dapat menyampaikan informasi pada masyarakat lebih luas, sehingga warga Kutim tidak salah kaprah dalam mengurus anak,” tuturnya saat diwawancarai, Rabu (9/5).
Menurutnya, setiap tahun selalu didapati kasus anak, baik kekerasan maupun pelecehan seksual. Selain itu, dia menjelaskan faktor sosial budaya, kesibukan orang tua, dan otoriternya perlakuan menghadapi anak dapat menyebabkan mereka mengalami gangguan mental.
“Menurunnya rasa sosial di antara warga menjadi salah satu penyebab anak cenderung cuek dan enggan bersosialisasi. Hingga menyebabkan tidak ada semangat hidup lalu terbiasa menyendiri. Kemudian menjadi penyebab anak menonton video porno dan rentan terlibat kasus pencabulan. Dari situlah peranan orangtua harus ditingkatkan agar lebih peduli terhadap anak,” katanya.
Dia menjelaskan sebanyak 35 kasus diantaranya belasan pencabulan dan kekerasan terhadap anak dalam masa tiga tahun terakhir. Pihaknya berinisiatif untuk melakukan pencegahan agar permasalahan serupa tidak semakin berkembang.
“Antisipasinya kami mengundang seluruh camat, karena mereka merupakan ujung tombak, agar mampu menyebarluaskan kepada lingkungan. Dalam mendidik anak perlu ilmu, agar mampu mengembangkan pola fikir supaya semakin mandiri,” terangnya.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Yulia Wahyu Ningrum mengatakan jangan sampai anak mudah diperdaya. Hal tersebut bertujuan agar mereka terhindar dari bahaya yang mengancam.
“Anak harus diperhatikan dan diberi kasih sayang dengan sepenuh hati. Agar mereka merasa nyaman dan percaya pada keluarga. Sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh hal buruk diluar sana. Dikhawatirkan jika mereka mudah diperdaya dapat dengan mudah terlibat homoseksual dan lesbian (LGBT). Kemudian dengan mudahnya mereka menjadi korban pelecehan seksual dan pedofilia,” katanya saat menyampaikan materinya.
Menurutnya maraknya kasus pedofil atau pelecehan terhadap anak dibawah umur harus dihindari. Seks edukasi yang harus diajarkan sejak dini. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post