SAMARINDA – Angka pengangguran atau pencari kerja di Kota Samarinda ternyata cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Samarinda tahun 2017, angka pengangguran di Kota Tepian mencapai 19.474 orang.
Kepala Disnaker Samarinda, Erham Yusuf menyebut, jika melihat latar belakang pendidikan para pencari kerja, kebanyakan yang menjadi pengangguran tersebut adalah tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tingginya angka pengangguran di Samarinda dikarenakan jumlah pencari kerja yang tidak sebanding dengan lowongan yang tersedia. Selain itu, biasanya para pencari kerja tidak memiliki keahlian dan pengalaman sebagaimana yang diinginkan perusahaan/instansi terkait.
Jika melihat data pengangguran terbuka dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, jumlah pencari kerja yang menganggur mengalami penurunan. Pada tahun 2015, angka pengangguran mencapai 20.442 orang. Pada tahun 2016 turun menjadi 19.975 orang.
Untuk menekan angka pengangguran terbuka itu, kata Erham, berbagai upaya telah dilakukan. Di antaranya dengan mengadakan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi para pencari kerja. Sehingga memudahkan mereka memperoleh pekerjaan.
“Kami telah berupaya melakukan beberapa kegiatan pelatihan, walaupun masih terbatas. Kami juga sudah melakukan komunikasi ke Disnaker Kaltim, maupun balai-balai pelatihan besar seperti Balai Latihan Kerja (BLK), yang ada di luar Kaltim untuk mencari informasi lapangan kerja,” kata dia, saat disambangi di kantornya di Jalan Basuki Rahmat, Kamis (17/5) kemarin.
Minimnya keahlian yang dimiliki para pencari kerja menjadi pekerjaan rumah yang juga perlu dibenahi Disnaker Samarinda. Pasalnya, kebanyakan perusahaan yang beroperasi di Kota Tepian, rata-rata membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian. Misalnya di bidang mekanik atau mesin.
Selain itu, faktor masih tingginya angka pengangguran terbuka di ibu kota Kaltim, juga disebut-sebut karena tingginya angka pendatang yang masuk ke Samarinda. Sehingga persaingan di antara pencari pekerja juga menjadi tak terelakan.
“Belum lama ini kami mendatangi dua BLK di Jawa Barat. Di sana kami mendapatkan informasi kalau mereka akan mengadakan program inkubasi bisnis, untuk menyiapkan semacam bantuan bagi kelompok usaha atau orang yang ingin melakukan usaha,” tutur dia.
Kata dia, masyarakat yang tertarik melakukan usaha bisa mengajukan proposal melalui Disnaker Samarinda, untuk diajukan ke BLK Jawa Barat. Langkah ini dinilai bisa menjadi salah satu alternatif mengurangi angka pengangguran di Kota Tepian.
“Tahun lalu, kami juga berkomunikasi dengan BLK di Semarang. Di situ kami dapat jatah sebanyak 16 orang untuk mendapatkan pelatihan di bidang tenaga pemasaran. Mereka yang terpilih kemungkinan akan kami kirim Juli mendatang,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dari komunikasi lintas sektor itu, Disnaker Samarinda juga mendapatkan jatah magang di salah satu perusahaan untuk 32 orang. “Dalam magang ini peserta akan mendapatkan uang saku berupa uang makan, transportasi beserta BPJS,” tandasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post