SANGATTA – Setiap pekan harga telur di Sangatta terus mengalami kenaikan. Hal itu menjadi penyebab berkurangnya pasokan kebutuhan masyarakat di Kutim.
Hal ini sudah terjadi tiga pekan lamanya. Bahkan merata di sejumlah pasar di Sangatta, baik utara maupun selatan. Tidak hanya itu, pedagangpun merasa di pusingkan dengan sulitnya pasokan stok yang masuk dari luar daerah.
Suranti contohnya, salah satu pedagang sembako di Pasar Induk, Jalan Ilham Maulana Sangatta Utara, dirinya mengeluhkan kenaikan ini membuatnya berhenti mengorder dari Sulawesi, pasalnya resiko kerugian sangat besar.
“Barang ini lokal semua, makanya agak mahal. Beda dari Sulawesi, memang murah, cuma banyak busuknya. Ruginya lebih besar, gimana harganya tidak melonjak,” ujarnya saat diwawancara, Jumat (20/7).
Di pasar berbeda, yakni Pasar Sangatta Selatan, Nurdin mengeluhkan kenaikan harga yang terus meroket, membuatnya harus mengurangi stok dagangan. Pasalnya, hal itu bergantung pada modal yang dikeluarkannya.
“Harga telur ayam itu naik terus setiap minggu. Parahnya lagi, kalau melonjak tidak nanggung-nanggung. Sampai banyak langganan saya tidak belanja,” keluhnya pada Sangatta Post.
Senada dengan Suranti, ia juga mengambil tindakan yang sama, yakni mengurangi stok dagangannya. Dia merasa khawatir barang jualannya tidak laku, karena harga yang tinggi.
“Saya kurangi saja stok belanja. Kalau sebelumnya pasti saya beli 40-50 rak. Tapi sekarang hanya 30 rak saja. Takut masyarakat mengurangi tingkat konsumsinya,” tandasnya.
Menurutnya, pembeli telur memang berkurang, hanya beberapa warung makan dan pengusaha olahan makanan saja yang memborong dagangannya. Ia mengatakan, sejumlah penjual telur lainnya banyak yang menutup tokonya sementara waktu, sehingga beberapa pembeli juga menyerbu kiosnya.
“Kalau masyarakat biasa yang beli ya terbilang sedikit. Paling penjual warungan atau pedagang lauk langganan saja yang memborong,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Nurdin memperkirakan lonjakan telur dipicu oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal itu berdampak pada ongkos transportasi yang mengantar telur dari Jawa sampai di Sangatta.
“Aduh naik terus pokoknya, awalnya berkisar Rp 51 ribu, setelah itu, naik lagi jadi Rp 60 ribu, sekarang sudah Rp. 63 ribu,” paparnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post