BONTANG – Lama tak turun hujan, wilayah pesisir Bontang kekurangan air bersih. Mereka yang bermukim di tengah laut mengandalkan air hujan untuk kebutuhan mandi cuci kakus (MCK), terpaksa harus membeli air jauh-jauh ke daratan Bontang.
Ketua RT 30 Kelurahan Tanjung Laut Indah, Nasir yang tinggal di Pulau Melahing mengatakan selama musim kemarau ini dirinya setiap hari ke daratan Bontang untuk mengambil air bersih. Pasalnya, kebutuhan air bersih di rumahnya cukup banyak. Sehingga, ketika hujan tidak datang, membeli air bersih adalah solusinya. “Kalau saya setiap hari beli air di daratan, kalau warga lainnya mungkin seminggu beberapa kali,” jelas Nasir saat dikunjungi Bontang Post, Rabu (3/10) kemarin.
Padahal lanjut dia, air tadah hujan yang ditampung oleh seluruh masyarakatnya itu sudah memiliki alat penyaring air yang dinamakan sand filter. Di mana, air hujan bisa langsung disaring dengan alat filterisasi tersebut dan bisa digunakan untuk kebutuhan air bersih bahkan bisa langsung diminum. Dengan jumlah warga sebanyak 205 jiwa dari 50 Kepala Keluarga (KK) itu terdapat sebanyak 50 an lebih rumah di Melahing. Semua rumah pun memiliki alat sand filter. “Setiap rumah di Pulau Melahing sudah memiliki alat filter tersebut dan itu sangat membantu warga kami,” ujarnya.
Ditambahkan Itong, perlindungan masyarakat (linmas) di Pulau Melahing, dari air tadah bisa dikelola menjadi air minum tanpa harus dimasak. “Tetapi kalau musim kemarau seperti saat ini, maka dalam sebulan kami bisa 5 kali membeli air bersih di daratan Bontang,” ungkapnya.
Sand filter yang dimiliki masing-masing rumah pun berupa ember seperti bekas cat yang diisi empat lapisan filter. Mulai dari koral, pasir merah, batu bara hitam dan gabus sebanyak 4 lapis. Alat filterisasi tersebut pun bisa dibersihkan jika sudah sering dipakai. “Kalau ada hujan, kami gunakan alat tersebut, tetapi tidak ada, makanya kami beli dengan harga Rp 500 per jerigen 30 liter,” terang dia.
Harga air bersih tersebut, dulunya dia beli dengan harga Rp 1.000. Tetapi, karena di daratan Bontang sudah ada warga Mamuju yang jual air bersih, maka harganya hanya Rp 500. Namun demikian, bukan soal harga saja yang jadi permasalahan mereka. Mengingat untuk bisa ke daratan Bontang, mereka perlu bahan bakar minyak (BBM) sebanyak dua liter pulang pergi. “Kalau air yang dibawa semakin banyak, maka jumlah BBM pun akan lebih banyak dibutuhkan. Makanya kami bersyukur jika sudah masuk musim penghujan, sudah ada alat filter dan kami tak perlu beli air ke daratan,” tandasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post