Sebar Ribuan Koran Gratis dan Stiker
BONTANG – Aksi memperingati Hari Pers Nasional (HPN) digelar, Kamis (9/2) kemarin. Aksi turun ke jalan dilakukan di traffic light Bontang Baru. Sebanyak 1.000 stiker anti-hoax dan 1.000 koran Bontang Post dibagikan kepada masyarakat Kota Taman.
Kegiatan tersebut merupakan gawean Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bontang berkerja sama dengan Bontang Post dan Kaltim Post Group (KPG), yang meliputi Kaltim Post, Samarinda TV (STV), Metro Samarinda, Sangatta Post, bontangpost.id, dan prokal.co.
“HPN di Bontang diperingati dengan sederhana. Kami membagikan 1.000 stiker anti-hoax dan 1.000 koran,” kata ketua PWI Bontang, Agus Susanto.
Melalui momen ini, lanjut Agus, insan pers berkomitmen melawan berita bohong alias hoax yang marak bermunculan akhir-akhir ini. Dia menekankan, tugas jurnalis adalah menyampaikan kebenaran.
“Kebenaran banyak dicemari oleh berita hoax. Pers harus berani melawan hoax. Pers harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip pers sebagai penjaga kebenaran dan demokrasi,” kata pria yang juga Direktur Bontang Post itu.
Saat ini, kata dia, hoax dibuat dalam situs-situs yang menyerupai situs berita. Kemudian, disebarluaskan ke berbagai media sosial (medsos). Sehingga, medsos berubah menjadi wadah penyebarluasan berita yang belum terverifikasi kebenarannya.
“Dengan kami turun ke jalan, kami sampaikan kepada masyarakat dan berharap khalayak menjadi tahu akan pentingnya memilah berita yang valid dan hoax,” kata dia.
Sementara, Seksi Kesejahteraan dan Pembelaan Wartawan PWI Bontang, Rachman Wahid menambahkan, untuk menangkal hoax, masyarakat harus bijak menggunakan medsos. Akibat banyaknya berita bohong, tak jarang menimbulkan gejolak sosial di masyarakat.
“Dengan melaksanakan tugasnya sesuai kode etik jurnalistik, wartawan dapat menangkal berita bohong yang beredar di medsos,” katanya.
Ditambahkannya, berita bohong bukan produk jurnalistik, sehingga wartawan harus bisa memberikan informasi yang benar kepada masyarakat sesuai dengan kode etik jurnalistik.
“Wartawan jangan memberikan informasi yang membingungkan, bahkan menyesatkan masyarakat. Informasi yang diberikan harus memberikan kebaikan kepada masyarakat,” tukasnya.
Redaktur Pelaksana Bontang Post, Guntur Marchista Sunan mengungkapkan, pemerintah bersama Dewan Pers terus berupaya menangkal hoax. Bahkan, dalam pertemuan antara seluruh pimpinan perusahaan media di Jakarta, 3 Februari lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan jika media cetak menjadi salah satu penyeimbang di tengah maraknya berita hoax.
“Pak Menteri memberi apresiasi kepada media mainstream yang masih menjalankan tugas-tugas jurnalistik secara profesional. Sehingga tak tergoda jurnalis medsos atau masuk jerat hoax,” kata Guntur, yang juga menghadiri ajang tahunan Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Hotel Millenium Jakarta, kala itu.
Dia menyebut, sampai saat ini media cetak masih menyajikan konten berita yang berimbang. Sementara medsos, lebih mengedepankan kecepatan yang membuat penulisnya sebagai jurnalis dan pemimpin redaksi.
“Pada prinsipnya, kami masih menjunjung tinggi kode etik dan UU Pers (UU 40/1999 tentang Pers, Red.),” katanya.
Salah satu yang terus didorong Bontang Post dan KPG adalah sertifikasi wartawan. Bontang Post dengan segala sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki, telah menjalankan Peraturan Dewan Pers Nomor 1/Peraturan-DP/II/2010 tentang Standar Kompetensi Wartawan.
“Profesi guru kalau mau mengajar harus bersertifikasi. Dokter kalau mau praktik juga sertifikasi. Masa profesi wartawan tidak disertifikasi. Padahal wartawan itu profesi. Sama dengan guru dan dokter. Kalau istilahnya Dewan Pers, wartawan tidak bersertifikasi itu sama saja abal-abal,” kata Guntur. (rw)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: