BONTANG – Belum sebulan, penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan Satimpo tiba-tiba berjumlah tiga orang dan menduduki peringkat pertama kasus DBD terbanyak di November.
Nurizkie staf Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Satimpo mengatakan, tiga penderita berlokasi di RT 25. Ketiganya merupakan tetangga dengan rumah yang bersebelahan. Di mana, pertama kali gejala tersebut timbul sejak awal bulan ini.
“Jadi sepekan kemudian tiba-tiba ada tetangganya yang juga terkena DBD,” kata Nurizkie kepada Bontang Post, Rabu (21/11).
Dituturkannya, penyebab DBD menyerang lokasi tersebut karena kebersihan lingkungan yang kurang dijaga. Terdapat beberapa sampah plastik menjadi wadah air hujan. Akibatnya media itu menjadi tempat jentik nyamuk.
Selain itu, terdapat pula beberapa tong berisi air yang tidak ditutup. Padahal air bersih menjadi kesukaan nyamuk Aedes Aegypti.
“Saya melihat tipe masyarakat di sana cenderung cuek. Ada yang perhatian dengan lingkungan tetapi jumlahnya tidak banyak,” ungkapnya.
Menurutnya, nyamuk saat ini pun telah berbeda dengan dulu. Sebab hanya membutuhkan waktu empat hari saja nyamuk sudah dapat berkembang biak. Sementara belasan tahun lalu, proses dari jentik menuju nyamuk dewasa memakan waktu dua pekan.
Pun demikian dengan kondisi parit. Terdapat genangan air akibat struktur elevasi yang tidak bagus. Rencananya, melalui program produta, parit tersebut bakal ditutup.
Kelurahan pun telah melakukan fogging fokus. Kerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) pada Jumat (16/11) lalu. Namun, Nurizkie berujar langkah tersebut dipandang belum memutus mata rantai penyebaran nyamuk.
“Fogging bukan upaya memberantas. Dikarenakan nyamuk hanya menjauh sekitar 100 meter arah mata angin ke tempat yang tidak terjangkau fogging,” ucapnya.
Upaya pemberantasan paling tepat ialah menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sepekan sekali pihak kelurahan telah melakukan kerja bakti dengan lokasi yang berbeda.
Sementara Ketua RT 25 Abdul Said Mahdi membantah jika warganya disebut tidak peduli akan lingkungan. Kata dia, lomba di tingkat RT pun kerap digelar. Teknisnya, 10 rumah tergabung dalam satu dasawisma. Bahkan salah satu penderita, huniannya masuk dalam tiga besar hasil perlombaan tersebut.
“Sudah bagus untuk kebersihan lingkungannya. Tumpukan sampah tidak ada,” kata Abdul.
Dituturkannya, sebanyak empat warga telah terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut. Satu di antaranya sakit saat melakukan kunjungan ke kota lain. Namun, proses perawatan dilakukan di Bontang.
“Hingga kini kami belum tahu penyebab banyak penderita DBD di sini karena apa. Apakah penderita itu terkena dari luar kota atau memang di lingkungan kami sendiri,” tuturnya. (ak)
LIMA KELURAHAN YANG DITEROR DBD
Kelurahan Bulan
November*
Tanjung Laut 1
Tanjung Laut Indah 1
Berebas Tengah 1
Berbas Pantai 1
Satimpo 3
Total 7
*Data awal bulan hingga 19 November 2018
Sumber:Diskes-KB Bontang
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post