SANGATTA- Penyakit demam berdarah atau sering disebut DBD di Kabupaten Kutim semakin mengkhawatirkan. Dari tahun sebelumnya, di 2018 ini angka penderita DBD meningkat drastis.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutim, jumlah kasus DBD sejak Januari hingga November 2018 sebanyak 80 penderita, sementara di tahun sebelumnya jumlah kasus DBD hanya 39 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim Bahrani Hasanal didampingi Koordinator Pengelola Lingkungan Andi Didi Afriadi mengatakan, meskipun jumlah tahun ini lebih banyak dibanding dengan 2017 lalu, akan tetapi menurutnya masih wajar.
Pasalnya jumlah tersebut jauh lebih kecil dibanding 2015 dan 2016 lalu yang banyak memakan korban jiwa, hingga dinobatkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kemungkinan kata Andi, angka 80 kasus DBD tercatat akibat mulai memasuki musim pancaroba. “Meski mengkhawatirkan, tapi saat ini masih stabil,” kata Andi.
Menurut Andi, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan rumah dan lingkungan sekitar terbilang tinggi. Bahkan, menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk. “Salah satu yang dilakukan ialah menguras, menimbun atau menutup, dan mendaur ulang atau memanfaatkan barang- barng bekas yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk,” katanya.
Menerapkan 3M tak cukup. Akan tetapi wajib ditambah dengan Plus. Yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, dan menggunakan anti nyamuk.
Kemudian menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, berikutnya menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
“Saat ini sudah musim penghujan. Jadi harap waspada,” katanya. (dy)
GRAFIS
Serangan DBD di Kutim
Tahun Jumlah/kasus
2015 654
2016 1050
2017 39
2018 80
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post