Banjir beberapa pekan lalu yang sempat merendam sebagian wilayah di Kutim, menjadi inspirasi baru bagi salah satu anggota Polres Kutim, Bripka Agus Supriyanto. Ia membuat sebuah karya yang berguna di tengah kondisi banjir.
Ya, gara-gara banjir, idenya mengalir. Hati nuraninya timbul. Rasa ingin membantu masyarakat kian menggelora.
Terlebih pada saat itu, Kapolres AKBP Teddy Ristiawan memerintahkan semua personel untuk membantu evakuasi korban banjir. Namun di lokasi banjir alat evakuasi terbilang kurang.
Berbekal pengalaman bidang modifikasi, ia langsung membuat perahu yang berbahan drum besi bekas. Drum tersebut disulap menjadi perahu cantik dan unik.
![](https://bontangpost.id/wp-content/uploads/2018/05/BRIPKA-AGUS-UTAMA-2.jpg)
Siapa yang menyangka hadirnya ide cemerlang tersebut. Tak satupun kecuali dirinya. Laik diberikan apresiasi. Bukan berlebihan. Melainkan realitas kecerdasan yang memang patut mendapatkan pujian dari siapapun.
Tak kalah bangganya, perahu hasil olahannya tersebut hanya disumbangkan kepada korban banjir. Cuma-cuma. Tak dipungut biaya sepeserpun.
Perahu ini nantinya bisa menampung mereka yang terkena bencana banjir. Bahkan sudah dimanfaatkan saat banjir di Kecamatan Bengalon. Tidak hanya satu perahu, akan tetapi targetnya 10 perahu.
Padahal diketahui, untuk membuat satu perahu membutuhkan biaya yang cukup besar. Apalagi hingga puluhan. Mulai dari pembelian drum, kayu, ongkos buat, cat, dan lainnya.
Namun, niat yang tinggi mengalahkan besarnya pengeluaran anggaran. Uang bukan segalanya. Akan tetapi membantu masyarakat lebih dari semua. Ada amal ibadah yang menanti. Itu paling utama.
![](https://bontangpost.id/wp-content/uploads/2018/05/BRIPKA-AGUS-UTAMA-3.jpg)
“Yang terpikir dibenak saya hanya ingin membantu masyarakat. Merupakan misi kemanusiaan. Tidak yang lain,” kata suami dari Mardiayanti itu.
Ayah dari Fauzan Almauludi Syahruni dan Faiza Salsabila Alesya Ramadhani ini menceritakan, pembuatan perahu tersebut terbilang mudah. Akan tetapi memerlukan waktu dan tenaga. Untuk membuat satu perahu, dirinya membutuhkan empat drum, dua kayu, dan cat serta perlengkapan las.
Mula-mula, drum dibelah dua. Kemudian, dua drum yang sudah dibelah disatukan. Lalu dijepit dengan kayu dan dilas secara perlahan.
Perahu berbentuk memanjang dan ujungnya dibuat seperti sekoci. Jika sudah rampung, perahu dicat. Dengan tujuan untuk mempercantik.
“Kalau waktu dan bahan lengkap, hanya membutuhkan dua hari untuk satu perahu. Kalau hari kerja, terpaksa dikerjakan sore hingga malam hari,” kata anak dari Maramin dan Surati itu.
Pria yang tinggal di Jalan Sulawesi RT 25, Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara, Kutim itu berharap, perahu yang dibuatnya sendiri itu dapat bermanfaat bagi masyarakat. Tentunya, bisa menjadi inspirasi bagi siapapun.
“Satu perahu kami taruh di Polres, PMI, Gang Durian, Gang Mawar, dan beberapa gang lainnya yang terdampak banjir,” katanya. (dy)
Profil Bripka Agus:
-Nama: Bripka H. Agus Supriyanto, SH, MH
-Jabatan: Banit I pidum sat reskrim Polres Kutim.
-Status: menikah istri an. Hj. Mardiyanti. SH. MH (PNS Kejaksaan)
-Anak: Fauzan Almauludi Syahruni dan Faiza Salsabila Alesya Ramadhani Alamat: Jalan Sulawesi RT 25 Desa Sangatta Utara Kecamatan Sangatta Utara, Kutim.
-Orang Tua: Maramin dan Surati.
-Hobi: Modifikasi mobil.
-Pendidikan: S1 Ilmu Hukum Widyagama Samarinda tahun 2012 dan S2 Hukum Bisnis Unmer Malang 2016.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post