PONTIANAK- Penumpang Lion Air mengeluhkan kebijakan bagasi berbayar. Tak hanya itu, barang bawaan di kabin pesawat juga dibatasi hingga 7 kilogram.
Di kabin pesawat, barang melebihi 7 kg dikenakan biaya. Kebijakan Lion Air ini sudah berlaku sejak 22 Januari 2019. Penumpang merasa sangat terbebani atas kebijakan maskapai. “Saat ditimbang barang saya mencapai 9 kilogram,” ujar Pasaribu, penumpang Lion Air ditemui di Bandara Internasional Supadio Kubu Raya, Rabu (23/1).
Dijelaskan penumpang tujuan Kuala Nama Medan ini, 1 kg kelebihan barang bawaan di kabin dikenakan Rp40 ribu. Agar tidak dikenakan biaya ekstra, petugas pun menyarankan dirinya membawa barang seberat 2 kg menggunakan kantong. “Akhirnya saya belilah kantong tas yang harganya Rp15 ribu,” jelasnya.
Pasaribu berharap Menteri Perhubungan mensosialisasikan ketentuan baru tersebut. Supaya dapat disamakan dengan maskapai lainnya. “Kalau naik pesawat jangan bawa barang saja. Bawa badan aja sekalian,” kritiknya.
Menurutnya, orang setiap melakukan perjalanan jauh tentu membawa pakaian berganti. Bukan bawa oleh-oleh. “Lion ini terlalu memberatkan para penumpang apalagi banyak masyarakat kecil menengah ke bawah,” kesalnya.
Tak hanya soal bagasi berbayar dan pembatasan bawaan, Pasaribu juga menyoroti harga tiket. Jelang Imlek dan Capgome seperti saat ini, tiket pesawat meroket naik. “Saya beli tiket harganya Rp 1.079.000. Tapi kalau hari biasa di bawah Rp1 juta. Belum lagi biaya barang,” ungkap Pasaribu.
Senada disampaikan penumpang Lion Air lainnya, Ahyiar. Penumpang tujuan Lombok ini mengaku tidak mengetahui ketentuan baru Lion Air tersebut. Apalagi saat membeli tiket ia tidak dijelaskan adanya aturan baru itu. Harusnya kata dia, tempat pembelian tiket menginformasikan dahulu kebijakan baru Lion Air. “Ini tidak dikasih tau. Seharusnya harus diinformasikan agar kita tau. Ini sesudah sampai di Bandara baru kita tau,” jelasnya.
Dikatakan dia, saat check in banyak penumpang melebihi barang bawaan seberat 3 kg. Kalau dari Pontianak menuju Lombok, kelebihan bawaan dikenakan Rp57.000 per kg. “Tadi barang yang lebih, kita kasihkan ke orang dan ada juga barang yang dibuang,” jelasnya.
Menurutnya, kebijakan maskapai sangat memberatkan penumpang. Padahal dirinya beli tiket seharga Rp1.520.000.
“Harapannya supaya ada perubahan dan dapat diinformasikan kembali kepada masyarakat seluruhnya supaya tau,” sesal Ahyiar.
Terkait keluhan penumpang, Officer In Charge (OIC) Bandara Supadio Kubu Raya, Sulkarnaini menjelaskan Angkasa Pura sudah menyediakan digital banner guna memberitahukan kepada penumpang pesawat. “Kalau banner, ada dua titik. Di area check in dan ruang tunggu,” katanya.
Diakuinya, semenjak maskapai menerapan aturan baru, banyak penumpang komplain. Penumpang merasa kurang mendapata pemberitahuan dari maskapai bersangkutan. Ia berharap maskapai sendiri dapat memberitahukan adanya ketentuan baru. “Namun pada saat itu juga, teman-teman kita di lapangan meredam komplain yang berdampak pada operasional,” sebutnya.
Ia menginformasikan, pihak Bandara Supadio sudah menyediakan customer service. Layanan ini dapat dimanfaatkan penumpang, termasuk melakukan komplain. “Kalau penumpang ada yang merasa tidak nyaman atau keluhan, kami menyediakan penangan complain. Ada SOP penanganannya di customer service,” papar Sulkarnaini.
Sementara itu, Distrik Manajer Lion Air Group Pontianak, Lukman Nurjaman mengakui bahwa bagasi bawah sudah berbayar. Sedangkan untuk kabin di atas 7 kg berbayar. “Sesuai peraturan yang bisa dibawa untuk kabin atas 7 kg. Kiranya ada kelebihan akan dikenakan biaya sesuai rute,” kata dia saat dihubungi Rakyat Kalbar.
Untuk menghemat, penumpang dapat membeli bagasi di muka dengan harga lebih murah bersamaan pembelian tiket atau maksimal enam jam sebelum penerbangan. Pembelian bisa dilakukan melalui website, agen maupun kantor perwakilan Lion Air. “Harga bagasi setiap tujuan pasti berbeda dong, jam terbangnya juga beda,” tutup Lukman. (jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post