Puluhan ribu buruh kehilangan mata pencahariannya sepanjang 2018. Penyebabnya lantaran gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Hal itu diungkap Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ketika memaparkan kasus PHK tahun lalu. Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, PHK masal terjadi di sejumlah daerah.
Di Serang, Banten, dilaporkan PHK terjadi di PT Alcorindo, sekitar 600 orang buruh di-PHK. Selanjutnya PT RWA sekitar 660 orang, dan PT Gand Pintala sekitar 50 orang buruh.
“Kemudian ada sebuah pabrik garmen yang melakukan PHK terhadap 600 orang buruh,” jelas Iqbal dalam konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta, Kamis (31/1) sebagaimana dilansir RMOL (Jawa Pos Group).
“PHK besar-besaran juga terjadi di Purwakarta, tutupnya PT OFN mengakibatkan sekitar 1.800 orang buruh di-PHK. PT Dada Indonesia menyebabkan 1.300 buruh di-PHK, dan PT Iljunsun menyebabkan 1.400 buruh di-PHK,” papar dia.
Di Bogor PT IKP melakukan PHK yang menyebabkan sekitar 600 buruh menjadi penganggur. Sementara, PT Tanashin juga dalam proses melakukan PHK, sehingga 300 buruh terancam kehilangan pekerjaan.
Begitu pun di ibu kota Jakarta, PHK terjadi di PT FNG yang mengakibatkan sekitar 300 buruh kehilangan pekerjaan, PT Pasindoi sekitar 56 orang buruh. PHK juga dilaporkan terjadi di PT Mahkota dan PT Rider.
Di awal 2018, Aspek Indonesia juga melaporkan PHK masal terjadi di Indosat dan XL Axiata terhadap sekitar 200 buruh. Hal yang sama juga terjadi di luar Jawa seperti Lampung, Medan, dan Makassar. (jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: