SMP Advent merupakan salah satu sekolah swasta yang terancam di-merger. Kondisi dari sekolah ini berdasarkan data pokok pendidikan dasar dan menengah (Dapodikdasmen) tercatat sekolah yang berlokasi di jalan Ruby, Berebas Tengah ini memiliki 37 siswa.
Rinciannya, kelas VII sejumlah 9 siswa, kelas VIII 9 siswa, dan kelas IX 19 siswa. Berbeda, Kepala SMP Advent Lamtiur Simanjuntak mengatakan, jumlah siswa kelas VI yakni 11 siswa, kelas VIII 12 siswa, dan kelas IX 27 siswa.
Namun, ia membenarkan terjadi penurunan drastis jumlah siswa belakangan ini. Sebab tahun ajaran 2016/2017 sekolah yang dipimpinnya itu masih memiliki 73 siswa.
“Ini mulai turun setelah diberlakukannya sistem zonasi saat penerimaan peserta didik baru (PPDB),” kata Tiur saat ditemui Kaltim Post (induk Bontangpost.id) di ruang kerjanya.
Menurutnya lokasi sekolah ini berdekatan dengan SMPN 8 Bontang. Tahun ini pun beberapa siswa yang semula hendak masuk SMP Advent terpaksa batal. Lantaran, Pemkot Bontang menerapkan sistem radius.
“Ada beberapa yang dulunya sekolah di SD Advent sudah sepakat masuk SMP sini. Tetapi dicabut karena keterima di sekolah negeri. Pasalnya rumahnya masuk dalam radius sekolah itu,” ucapnya.
Ia berharap ada kebijakan khusus mengenai sistem zonasi ini. Sebab jika tidak yang dirugikan ialah sekolah swasta. Apalagi SMP Advent merupakan sekolah yang berbasis agama. Namun, ia menyatakan siap menerima jika keputusan merger harus dilakukan.
Pihaknya bakal melakukan promosi sekolah lebih kencang sebelum memasuki PPDB tahun ajaran baru mendatang. Wujudnya dengan melakukan kunjungan ke orangtua murid kelas VI SD Advent serta menggelar sosialisasi ke beberapa gereja.
“Harus ada semangat lebih supaya jumlah siswa yang masuk meningkat,” terangnya.
Disinggung mengenai kondisi finansial yayasan, ia menyatakan tidak sanggup jika dana BOS dicabut. Pasalnya, dana tersebut digunakan untuk operasional sekolah. Tiur menjelaskan ada beberapa sumber anggaran yang diperoleh sekolah. Baik itu dari sebagian keuangan gereja serta penarikan dari orangtua siswa.
“Kalau gaji guru itu bukan dari BOS. BOS lebih diarahkan ke perbaikan infrastruktur bangunan sekolah serta pembayaran biaya rekening listrik dan air,” sebut dia.
Kaltim Post pun berupaya untuk meminta keterangan dari SMP Bethlehem. Sayangnya, pihak sekolah enggan untuk memberikan penjelasan ke awak media. Kepala SMP Bethlehem Naomi Pakambanan mengatakan akan memberikan konfirmasi ke Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Bontang.
“Nanti saja kami akan konfirmasi sendiri ke Disdikbud,” kata Naomi.
Diketahui, sekolah ini memiliki 20 siswa. Angka ini berdasarkan Dapodikdasmen. Rinciannya kelas VII 4 siswa, kelas VIII 11 siswa, dan kelas IX 5 siswa. (*/ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post