Setuju Bila untuk Peningkatan Pelayanan
BONTANG – Rencana penyesuaian tarif air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman mendapat tanggapan beragam dari warga. Sebagian warga menyatakan pasrah atas kenaikan tarif yang bakal diberlakukan mulai April mendatang. Alasannya, air bersih PDAM merupakan salah satu kebutuhan pokok sehari-hari.
Kepasrahan ini diungkapkan Ruhani, salah seorang warga Tanjung Laut. Dalam kondisi ekonomi saat ini, sebenarnya dia tidak setuju dengan kenaikan tarif air ini. Namun bila memang PDAM hendak melakukan penyesuaian tarif demi meningkatkan kualitas pelayanannya, maka dia hanya bisa pasrah.
“Kalau bisa jangan naiklah (tarif air, Red.). Tapi kalau memang kondisi PDAM seperti itu untuk kualitas pelayanannya, ya mau bagaimana lagi,” kata Ruhani saat ditemui Bontang Post, Jumat (24/2) kemarin.
Hal senada diungkapkan Eli Marita, warga Satimpo. Dia mengaku pasrah bila tarif air bersih ini disesuaikan. Pasalnya, sebagai pelanggan biasa, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah kenaikan tarif ini. Sebagai kebutuhan sehari-hari, keluarganya bakal tetap menerima kenaikan air ini karena memang masih membutuhkan.
“Apalagi dibandingkan air dari mobil tangki (swasta, Red.) kualitas dan harga air PDAM lebih bagus, lebih murah, dan lebih cepat,” ungkap Eli.
Namun dia berharap kenaikan tarif ini bisa diimbangi dengan peningkatan kualitas air. Diakuinya, walaupun distribusi air sudah terbilang lancar, namun kualitas air masih belum meningkat. Dalam hal ini, airnya berwarna keruh saat pertama kali mengalir karena bercampur tanah. Sehingga dia mesti membuang air yang mengalir pertama kali sebelum akhirnya air mengalir dengan jernih.
“Kalau untuk distribusinya sudah lancar, tidak seperti dulu. Sekarang kalaupun tidak mengalir, paling hanya satu hari saja. Tapi ya begitu, airnya masih keruh saat keluar lagi setelah sebelumnya tidak mengalir,” bebernya.
Sementara itu Katiyo, salah seorang warga Api-Api menyatakan setuju saja bila tarif air mengalami kenaikan. Menurutnya, kenaikan tarif dinilai tidak terlalu berdampak karena memang merupakan kebutuhan sehari-hari. Seperti Eli, dia pun menilai bila kualitas air dari PDAM saat ini lebih baik ketimbang air dari perusahaan swasta.
“Kalau memang untuk peningkatan pelayanan ya silakan saja. Namanya kebutuhan, tetap saja dicari walaupun tarifnya naik,” ujar Katiyo.
Meski mengaku belum mendengar informasi resmi tentang penyesuaian tarif ini, namun dia mengaku sudah merasakan kenaikan tarif ini. Pasalnya pada pembayaran di bulan terakhir, pria yang sehari-hari berdagang kuliner ini mesti membayar tagihan air yang lebih besar ketimbang bulan-bulan sebelumnya. Bila bulan-bulan sebelumnya rata-rata dia membayar Rp 70 ribu dalam sebulan, pada bulan lalu tagihannya menjadi Rp 100 ribu.
“Padahal pemakaiannya juga sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Makanya saya pikir tarifnya juga sudah naik,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, PDAM berencana menyesuaikan tarif air bersih pada April mendatang. Penyesuaian tarif ini dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjaga mutu kualitas air bersih, PDAM mengklaim membutuhkan biaya pemeliharaan yang didapatkan melalui penjualan air bersih ke masyarakat.
PDAM menyebut, tarif PDAM saat ini masih terbilang paling murah se-Kaltim. Di Kutai Timur, tarif PDAM sebelumnya Rp 5 ribu dan naik menjadi Rp 6 ribu. Sedangkan di Bontang, kenaikannya hanya sebesar Rp 600. Namun untuk denda mengalami kenaikan dari Rp 5 ribu menjadi Rp 25 ribu. Tujuannya agar pelanggan bisa lebih tepat waktu dalam membayar tunggakan. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post