Kisah Inspiratif Warga Bontang: Fakhri Husaini (204)
Fakhri Husaini, legenda sepak bola andalan Bontang, akan terus berkiprah di lapangan hijau. Setelah sempat melatih Bontang Football Club (BFC), mantan pemain tim nasional (timnas) Indonesia ini masih aktif melatih tim sepak bola. Tak tanggung-tanggung, awal Februari lalu dia dipercaya kembali menangani timnas Indonesia. Bagaimana sepak terjangnya meniti karir sepak bola nasional?
RACHMAN WAHID, Bontang
MEMILIKI darah keturunan pemain sepak bola tak lantas membuat Fakhri mudah menggapai impiannya menjadi pemain sepak bola seperti sang ayah. Pengalaman buruk yang dialami sang ayah saat bermain bola berimbas pada Fakhri. Sang ayah begitu melarang Fakhri untuk terjun menekuni olahraga terpopuler di dunia ini.
“Ayah saya dulu juga pemain bola. Pernah dalam pertandingan terjadi keributan antarsuporter. Nah, kepala ayah saya terluka. Sejak itu beliau melarang saya bermain bola,” kenang Fakhri.
Namun, larangan tersebut bukan lantas membuat Fakhri patah arang, berhenti bermain bola. Justru dia semakin gigih mengasah kemampuannya. Tak heran bila dia beberapa kali bermain mewakili tanah asalnya, Kabupaten Aceh Utara untuk PSSI Garuda I. Tak jarang pula Fakhri ikut bertanding dalam kompetisi sepak bola bersama pemain yang usianya jauh lebih tua darinya. Salah satunya yaitu mengikuti kompetisi Suratin Cup.
Kemampuan piawai dalam memainkan si kulit bundar membuat Fakhri kerap mendapat tawaran dari klub-klub ternama. Bahkan dia mendapat tawaran untuk bergabung dengan klub sepak bola dari Malaysia. Namun pinangan itu ditolak sang ayah, karena saat itu Fakhri masih duduk di bangku sekolah. Kegigihan dan prestasi Fakhri inilah yang perlahan mulai meluluhkan sang ayah, untuk kemudian mengizinkannya bermain bola.
“Saat lulus SMA, akhirnya ayah membolehkan saya bermain bola. Tapi saat itu beliau meminta saya untuk melanjutkan kuliah. Karena saya sebagai anak pertama dari delapan bersaudara, paling tidak harus sarjana. Nah, ayah saya inginnya saya jadi dokter,” katanya.
Selepas lulus SMA tahun 1984, Fakhri merantau ke Jakarta melanjutkan karier sepak bolanya. Dia bergabung dengan klub amatir Bina Taruna binaan Perusahaan Bea Cukai. Teringat amanat sang ayah, Fakhri mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (Sipenmaru) namun gagal. Dia lantas kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) jurusan Hukum. Hal ini dikarenakan perusahaan tempatnya bermain bola menginginkan bidang pekerjaan yang sesuai dengan perusahaan tersebut.
Selama membela klub tersebut, berbagai gelar berhasil diraihnya. Namun, ada sebuah gelar kemenangan yang dianggap paling berkesan olehnya. Yaitu ketika dia berhasil membawa klubnya tersebut menjuarai turnamen Dharma Agung Cup tahun 1986. Ini dikarenakan dalam turnamen tersebut dia berhadapan dengan 3 tim lain yang merupakan tim-tim juara. Yaitu Juara Liga Malaysia Federal Teritori, Juara Galatama, dan PSSI All-Stars. Bina Taruna sebagai juara nasional kompetisi antar klub amatir Indonesia di luar dugaan mampu menaklukkan tim-tim tersebut dan keluar sebagai juara.
“Hal ini berkesan sekali, karena saat itu keberadaan klub amatir dipandang sebelah mata bila dibandingkan dengan klub-klub profesional seperti di Galatama. Namun kami berhasil menunjukkan bahwa kami bisa lebih baik dari mereka dan menang,” kisah Fakhri.
Namun kesibukan di dunia sepak bola membuat kuliah Fakhri tidak selesai dalam waktu yang ditentukan. Alhasil, dia lantas berhenti kuliah dan fokus berkarir sebagai pemain sepak bola. Pada tahun 1989, dia keluar dari Bina Taruna dan bergabung dengan klub peserta Galatama, Lampung Putra, Lampung.
“Saat itu ada kesepakatan antara saya dengan ayah saya, kalau saya akan merampungkan kuliah dalam waktu lima tahun. Tapi nyatanya, saya tidak bisa memenuhi batas waktu itu. Akhirnya saya fokus ke sepak bola namun tetap berkeinginan menyelesaikan kuliah,” ucap Fakhri yang menempati posisi gelandang serang selama menjadi pemain.
Setelah dua tahun berkarir di Lampung Putra, berikutnya Fakhri pindah ke Petrokimia Gresik (kini Gresik United) pada 1990. Dua tahun pula dilakoni Fakhri di klub berjuluk Kebo giras tersebut. Hingga kemudian, dia tiba di Kota Taman dan bergabung dengan klub kebanggaan Bontang, PKT Bontang (Bontang FC).
Fakhri menuturkan, ada beberapa alasan yang membuatnya memilih Bontang sebagai persinggahan karir sepak bolanya. Salah satunya adalah keinginan kuatnya untuk bisa meneruskan kuliahnya yang sempat terhenti. Kondisi kota yang tenang menjadi pilihannya selain lapangan yang mendukung.
“Saat itu saya diminta untuk bermain di PKT Bontang. Katanya di Bontang ada perguruan tinggi. Saya juga melihat Bontang adalah kota yang kecil, sehingga bisa membuat saya fokus meneruskan kuliah. Dan akhirnya kuliah saya bisa selesai,” jelas alumni Universitas Trunajaya ini.
Lapangan yang dimiliki Bontang di Stadion Mulawarman menjadi alasan lain ketertarikan Fakhri bermain di Bontang. Menurutnya, dengan lapangan yang baik dapat merangsang permainan menjadi baik pula. Fakhri mengaku menemukan kenyamanan di Bontang hingga sampai sekarang dia tetap bertahan di Kota Taman walaupun bukan lagi menjadi pemain. Meskipun belum pernah membawa PKT Bontang meraih gelar juara sebagai seorang pemain, namun dia berhasil mengantarkan klub menembus posisi runner-up, baik Galatama dan Liga Indonesia.
Tapi petualangan Fakhri di lapangan hijau sebagai pemain bukan hanya pada kompetisi nasional saja. Dia sempat beberapa kali terpilih untuk membela tim nasional Indonesia berlaga dalam kompetisi internasional. Ini dimulainya sejak masuk timnas U-23 tahun 1986, berlanjut pada timnas senior, dengan torehan prestasi runner-up Sea Games 1997. Bahkan, Fakhri ikut membawa timnas lolos ke putaran final Piala Asia waktu itu.
Kini, setelah vakum setahun menjadi pelatih timnas Timnas U-14 dan U-17 sejak 2014 lalu, Fakhri sekarang kembali dipercaya PSSI untuk melatih Timnas U-16. Dirinya fokus mencari pemain untuk mengikuti AFF U-15 tanggal 9-22 Juli mendatang di Thailand.
“Para pemain yang terpilih di seleksi nasional ini adalah pilihan saya dengan dibantu tim pelatih. Kami menjaring mereka dari 27 Asprov, PPLD, Akademi, Liga. Total kami menyaring dari 930 pemain menjadi 55 pemain,” tukas Fakhri. (bersambung)
Tentang Fakhri Husaini
Nama: Fakhri Husaini
Tempat Lahir: Lhokseumawe
Tanggal Lahir: 27 Juli 1965
Nama Istri: Novita Tri Hastuti
Nama Anak:
- Qalbie Rianta Aswayni
- Raihana Rianta Aswayni
- Syahmi Rianta Aswayni
Pendidikan Pelatih:
- 2001 – Kursus Pelatih Remaja Pengda PSSI Jawa Timur
- 2004 – C Licence Coaching Award AFC
- 2006 – B Licence Coaching Award AFC
- 2008 – A Licence Coaching Award AFC
Riwayat Pemain
- 1984-1989: Bina Taruna Jakarta
- 1989-1990: Lampung Putra
- 1990-1992: Petrokimia Putra Gresik
- 1992-1998: Pupuk Kaltim Bontang
Riwayat Tim Nasional:
- 1986-1987: PSSI U-23
- 1987-1988: PSSI B
- 1989-1998: PSSI Senior
Prestasi Pemain:
- 1983: Pemain Terbaik Piala KNPI Aceh
- 1985: Juara III Pekan Olahraga Nasional
- 1986: Juara I Dharma Agung Cup
- 1986: Juara I Kompetisi Antar Klub Amatir Nasional
- 1993: Juara II Kompetisi Galatama
- 1997: Juara II Sea Games
- 1998: Juara II Liga Indonesia
Riwayat Pelatih:
- 1999-2000: Bontang PKT (asisten pelatih)
- 2002-2003: SSB Mulawarman (pelatih kepala)
- 2004-2007: Diklat Mandau (pelatih kepala)
- 2004-2005: PSSI senior (asisten kepala)
- 2005: Bontang PKT Junior (pelatih kepala)
- 2006: Bontang U-21 (pelatih kepala)
- 2007-2008: Tim PON Kaltim (pelatih kepala)
- 2009-2010: Bontang PKT (pelatih kepala)
- 2010-2011: Bontang FC (pelatih kepala)
- 2012: SSB Bontang U-14 (pelatih kepala)
- 2014 – 2015: Timnas U-14 dan U-17
- 2017 – sekarang : Timnas U-16
Prestasi Pelatih:
- 2005: Juara I Q-Bic Cup (Diklat Mandau)
- 2006: Juara II Piala Pangdam Tanjung Pura (Diklat Mandau)
- 2006: Juara II Danlanud Cup (Diklat Mandau)
- 2006: Juara II Kompetisi U-21 Kaltim (Bontang PKT U-21)
- 2007: Juara I Wali Kota Cup (Diklat Mandau)
- 2007: Juara I Sukan Borneo (Tim PON Kaltim)
- 2008: Juara I Sukan Teluk Danga (Tim PON Kaltim)
- 2008: Juara III PON XVII (Tim PON Kaltim)
- 2012: Juara I Singa Cup (SSB Bontang)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post