bontangpost.id – 2022 ini bisa jadi tahun ketiga para jemaah haji menunggu keberangkatan. Setelah tak jadi berangkat sejak 2020 mereka harus menunda lagi pada 2021, dan kini masih harap-harap cemas perihal kepastian pemberangkatan. Kepala Bidang (Kabid) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kaltim Ahmad Ridani mengatakan, saat ini pemberangkatan calon jemaah haji belum diputuskan pusat karena masih menunggu kebijakan Pemerintah Saudi.
“Namun demikian kita tetap mempersiapkan jemaah haji, semoga tahun ini haji dapat diberangkatkan. Jika sudah ada kepastian, insyaallah akan dikabari,” katanya.
Absennya penyelenggaraan haji selama pandemi turut berdampak pada daftar tunggu pemberangkatan haji yang mencapai 76 ribu orang di seluruh Kaltim. Mereka harus bersabar. Termasuk antrean-antrean di belakangnya, yang juga bakal mundur. “Yang paling banyak Samarinda disusul Balikpapan dan Kukar,” sambungnya. Dari data yang dihimpun, masa tunggu paling lama ada di Kota Bontang yang mencapai 38 tahun. Daftar tunggu atau waiting list di Kota Bontang mencapai 5.333 orang, padahal kuotanya hanya 143.
Kemudian di Samarinda, masa tunggunya 33 tahun. Lalu Balikpapan dan Kutai Timur masing-masing 32 tahun. Adapun masa tunggu paling rendah ada di Kabupaten Mahakam Ulu yang hanya 12 tahun karena kuota tiap tahun hanya 6 orang dengan waiting list 70 orang. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terus mengupayakan agar Indonesia pada tahun ini dapat memberangkatkan jamaah haji. “Semoga tahun ini, bisa memberangkatkan jamaah haji. Kita terus lakukan lobikepada pemerintah Saudi, agar jamaah haji tahun ini bisa diberangkatkan,” kata Menag Yaqut.
Dalam waktu dekat, sambung dia, tim Kementerian Agama akan ke Saudi untuk menjajaki kemungkinan pemberangkatan haji.
Untuk diketahui, sebelumnya jamaah umrah sudah diperbolehkan berangkat ke Tanah Suci. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief pun menuturkan, keberangkatan jamaah umrah yang tengah berlangsung pada masa pandemi ini, diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran. Sekaligus mempersiapkan mental untuk menghadapi keberangkatan jamaah haji jika seandainya penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dibuka.
“Saya ingin proses umrah ini menjadi arena pembelajaran buat kita. Sampai saat ini sudah ada 3.000-an jamaah umrah yang berangkat. Seandainya jika haji tahun ini dibuka, mental kita sudah siap untuk menghadapi jumlah jamaah yang lebih banyak dari itu,” kata Hilman.
Tingginya antusiasme masyarakat beribadah ke Tanah Suci, kata Hilman, sekaligus menegaskan kepada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) untuk tidak main-main dalam memberangkatkan jamaah umrah. Supaya, pemerintah Arab Saudi terus percaya terhadap Indonesia. “Jadi jangan sampai ada anggota yang memaksakan keberangkatan jamaah hingga melakukan pelanggaran-pelanggaran, seperti pelanggaran dokumen. Hal-hal seperti ini harus diperhatikan betul karena target kita itu dipercaya oleh Pemerintah Arab Saudi,” tegasnya. (riz/k16)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post