MENJABAT sebagai Wali Kota Samarinda di awal otonomi daerah, Ahmad Amins langsung mencetuskan beberapa mega proyek. Diantaranya, Jembatan Mahakam Kota (Mahkota) II dan Bandara Samarinda Baru (BSB).
Sayang, ia tidak sempat melihat dua pembangunan itu rampung. Makanya ada usulan jika nama Wali Kota ke-8 ini jadi nama Jembatan yang menghubungkan Kelurahan Simpang Pasir dan Sungai Kapih.
Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang tak menampik jika gagasan pembangunan Jembatan Mahkota II dan BSB dari Ahmad Amins. Tetapi untuk mengabadikan nama almarhum sebagai nama lain jembatan, ia belum dapat memastikan. “Kami tentu masih perlu meminta izin pihak keluarga terlebih dahulu. Jadi belum bisa dipastikan saat ini,” ucap Jaang.
Kemudian, Jaang menyebutkan, selama ini nama mantan wali kota dan sekretaris kota yang pernah menjabat Ibu Kota Kaltim selalu menjadi nama jalan. Tetapi karena yang menggagas pembangunan jembatan adalah dia, menurutnya, mungkin tak masalah jika hal itu diterapkan. “Tapi nanti kami coba usulkan, karena setiap pejabat pasti diabadikan namanya,” kata Jaang. Apalagi, kabar duka meninggalnya Ahmad Amins dengan rencana peresmian Jembatan Mahkota II cukup berdekatan.
Jembatan tersebut sudah direncanakan Pemkot Samarinda sejak 2001. Pemancangan tiang pertama dilakukan 26 Juni 2003 oleh Suwarna yang saat itu menjadi Gubernur Kaltim dan Achmad Amins sebagai Wali Kota Samarinda. Targetnya saat itu, 2005 jembatan sudah bisa rampung.
Sayang banyak kendala yang menghalangi niatan itu. Terutama masalah pendanaan. Baru pada era Syaharie Jaang menjabat wali kota, dua sisi jembatan benar-benar terhubung. Bahkan, di akhir Desember 2016 secara fisik Jembatan Mahkota II sudah rampung. Namun urung dilintasi kendaraan karena belum dilakukan tes beban.
Terpisah, Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Jasno menilai, wacana pemberian nama jembatan memakai nama Achmad Amins tidak jadi masalah. Tapi lebih baik ada mekanisme yang harus dilalui, lewat seleksi contohnya. “Kemudian pihak keluarga bisa menerima dan tidak keberatan serta pemberian namanya memenuhi syarat, saya rasa tidak masalah,” ujar Ketua DPD PAN Samarinda ini.
Ia menambahkan, sangat wajar jika ada nama tokoh yang dijadikan nama jalan atau nama bangunan. Apalagi pembangunan Jembatan Mahkota II merupakan usulan mendiang Achmad Amins. “Yang terpenting justru jembatan ini bisa bermanfaat bagi orang banyak,” paparnya.
Terkait dengan rencana uji beban, Jasno menyebut masih banyak yang perlu disempurnakan. Mulai aspal yang bergelombang di beberapa titik, hingga lubang aspal yang menganga. “Apakah itu pengaruh cor-coran beton atau lainnya kami belum mendapat jawaban pasti dari kontraktor. Tapi ini wajib disempurnakan,” katanya.
Kemudian drainase di jalan pendekat pada segmen Sungai Kapih juga belum dibuat. Alhasil, setiap turun hujan, terjadi genangan air tinggi dan luas di badan jalan. “Kalau nanti jembatan dibuka tentu ini mengganggu pengendara yang melintas. Dinas PU harus pikirkan masalah ini secepatnya,” tandasnya. (hfz/aya)
sumber: prokal.co
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: