Debat capres akan digelar pada 17 Februari. Tema yang diangkat adalah energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Di bidang energi dan pagan, kedua tim paslon sudah menyiapkan sejumlah program andalan.
JIKA kembali terpilih, capres 01 Jokowi akan melanjutkan upaya pemenuhan listrik bagi rakyat Indonesia. Program itu tetap menjadi prioritas pembangunan dalam bidang energi. ”Pak Jokowi ingin memastikan seluruh rakyat Indonesia bisa mendapat akses listrik,” kata Abdul Kadir Karding, wakil ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Targetnya, tutur dia, 99,9 persen rakyat tersambung dengan listrik.
Anggota Komisi VII DPR itu menerangkan, untuk mencapai peningkatan rasio elektrifikasi nasional, tahun ini pemerintahan Jokowi menyiapkan 1,2 juta sambungan listrik. Khususnya bagi masyarakat kurang mampu yang belum menikmati listrik.
Ketua DPP PKB itu menyatakan, dampak pemasangan listrik itu sangat besar. Kehidupan masyarakat akan semakin maju. Baik dari segi pendidikan maupun ekonomi. Listrik bisa meningkatkan ekonomi masyarakat karena mereka akan dengan mudah bekerja. Mereka bisa meningkatkan produksi.
Bagaimana program pangan? Karding mengatakan, salah satu yang paling fundamental adalah produksi pangan. Menurut dia, produksi pangan berkaitan erat dengan pengairan. Oleh karena itu, Jokowi memberikan perhatian serius terhadap penyediaan pengairan untuk pertanian dan perkebunan.
Jokowi sudah membangun bendungan, embung, dan irigasi. Ke depan, sumber air itu terus dibangun. ”Itu mutlak dibutuhkan. Masyarakat tidak bisa bertani tanpa air,” terang pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, itu.
Selain itu, Jokowi akan terus membangun infrastruktur menuju tempat produksi, sawah, ataupun kebun. Dengan infrastruktur tersebut, masyarakat bisa mengelola lahan pertanian dan perkebunan dengan mudah. Tanpa akses yang bagus, mereka akan sulit mengolah lahan produksi. Pengembangan bibit unggul dan teknologi pertanian menjadi perhatian serius.
Capres 02 Prabowo Subianto juga memiliki sejumlah strategi terkait dengan isu energi dan pangan. Anggota tim ekonomi BPN Prabowo-Sandi Harryadin Mahardika menjelaskan, Prabowo memiliki strategi pemikiran jangka pendek dan jangka panjang, terutama untuk mengatasi krisis energi yang terjadi saat ini.
”Dalam jangka pendek, yang beliau instruksikan adalah harus segera kurangi ketergantungan pada bensin, solar, dan batu bara. Mungkin kita tidak defisit, tapi kita pikirkan tentang dampak lingkungannya,” katanya.
Harryadin mengatakan, salah satu konsumen terbesar bahan bakar minyak adalah kendaraan bermotor. Sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil, Prabowo akan memberikan insentif bagi kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif serta melakukan konversi bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
”Di era SBY pernah ada wacana konversi energi untuk kendaraan bermotor. Namun, saat itu belum sepakat siapa yang akan membangun konverter. Langkah ini adalah satu cara yang bisa lebih cepat sehingga subsidi bisa diarahkan bukan hanya untuk subsidi harga, tapi untuk konverter,” kata Harryadin.
Sementara itu, untuk solusi jangka panjang, Prabowo siap membangun industri biofuel. Sebagai negeri agraris, Indonesia memiliki modal utama untuk mewujudkan industri tersebut. ”Menurut data, ada 10 juta hektare lahan tidak produktif. Prabowo menargetkan 2 juta hektare dikonversi ke bioetanol estate dengan skema public private people partnership. Jadi, rakyat atau petani, pengusaha, dan negara terlibat dalam industri ini,” kata Harryadin.
Dalam isu pangan, anggota tim ekonomi BPN Prabowo-Sandi Dian Fatwa menjelaskan, masalah utama yang paling mencolok di pemerintahan saat ini adalah kebijakan impor pangan. ”Prabowo-Sandi akan menerapkan manajemen pangan,” ujarnya.
Manajemen pangan itu memiliki cakupan luas. Setiap daerah, kata Dian, memiliki masa kalender-kalender panen. Dari situ pemerintah bisa melakukan antisipasi terkait kebutuhan pangan. ”Kami akan benahi itu,” kata Dian.
Distribusi pangan juga penting. Dian menilai pemerintah saat ini aktif membangun infrastruktur tol. Namun, dampaknya belum terasa untuk distribusi pangan. ”Infrastruktur pangan yang saat ini dibutuhkan,” ujarnya. (lum/bay/c6/fat/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post