LOS ANGELES – Tak sedikit orang yang susah untuk segera tidur di malam hari. Mereka sering kali merasa kesulitan memejamkan mata dan mengistirahatkan tubuh yang penat selepas aktivitas padat sepanjang hari.
Hal itu juga kerap terjadi pada anak-anak sehingga anak kurang mendapatkan kualitas tidur. Kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan.
Mengutip Thehealtsite, anak yang kurang tidur ternyata bisa terkena kanker. Diawalni dengan obesitas saat kecil dan berkembang saat beranjak dewasa, di mana sel kanker dalam tubuh berkembang. “Obesitas pada masa kanak-kanak sangat sering menyebabkan obesitas dewasa. Hal ini menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk mengembangkan kanker terkait obesitas di masa dewasa,” kata Profesor dan Direktur Associate untuk Pencegahan dan Pengendalian Kanker di Virginia Commonwealth University, Bernard Fuemmeler.
Penelitian ini berdasarkan data 120 anak-anak dengan usia rata-rata delapan tahun, di mana ibunya telah berpartisipasi di Studi Epigenetik. Studi ini menganalisa bayi yang baru lahir sebelum kelahiran dan pada masa kanak-kanak.
Untuk melacak siklus tidur-bangun, anak-anak memakai accelerometers terus menerus selama 24 jam sehari untuk jangka waktu minimal lima hari. Mereka menemukan bahwa durasi tidur yang lebih pendek, diukur dalam jam serta dengan skor zen BMI yang lebih tinggi (indeks massa tubuh disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin).
Setiap jam tidur tambahan dikaitkan dengan penurunan nilai zen BMI13 dan dengan penurunan lingkar pinggang hingga 1,29 cm. Ritme aktivitas istirahat yang lebih terfragmentasi dan variabilitas yang meningkat – ukuran frekuensi dan tingkat transisi antara tidur dan aktivitas – juga dikaitkan dengan lingkar pinggang yang lebih besar.
Dari hasil penelitian ini mendasari etiologi dan menunjukkan bahwa meskipun durasi tidur penting, memeriksa penanda kualitas tidur mungkin juga berguna dalam merancang strategi pencegahan obesitas masa kecil. “Hari ini, banyak anak yang tidak cukup tidur. Ada sejumlah gangguan, seperti layar di kamar tidur yang berkontribusi pada gangguan, tidur terfragmentasi. Ini yang terus berlanjut seiring berjalannya waktu, bisa menjadi faktor risiko obesitas,” terangnya.
Untuk itu, Fummler menyarankan agar orang tua berperan aktif dalam menjaga kualitas anak. “Karena hubungan yang kuat antara obesitas dan berbagai jenis kanker, pencegahan kegemukan anak-anak adalah pencegahan kanker,” tukasnya. (net)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: