bontangpost.id— Lurah Bontang Kuala (BK), Rony Apriansyah angkat bicara perihal anjungan BK ujung yang demikian padat usai penerapan tatanan kenormalan baru di Bontang.
Dikatakan Rony, pihaknya memang tidak bisa melakukan pembatasan apalagi pelarangan bagi masyarakat yang ingin menyambangi kawasan itu. Pasalnya, otoritas memang sudah memberlakukan kenormalan baru di Kota Taman sejak akhir April 2020 lalu. Ringkasnya, kerumunan tersebut merupakan konsekuensi dari regulasi terbaru.
“Tidak ada pembatasan, dan siapapun bisa masuk. Kalau ramai, itu sudah di luar kuasa kami. Kami enggak bisa melarang, ” ungkapnya kala ditemui Bontangpost.id di kantornya, Senin (15/6/2020) pagi.
Namun Rony menekankan, sejatinya seluruh pengunjung ditekankan untuk menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan otoritas. Yang paling sederhana: rajin cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak.
Untuk mendisiplinkan pengunjung, Rony mengaku pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada pengunjung. Dengan memasang spanduk, membagi selebaran, bahkan promosi langsung kala anjungan sedang ramai-ramainya. Fasilitas cuci tangan pun ada di sekitar anjungan.
“Berapa waktu lalu kami bekerjasama dengan tim kota, sampai teriak-teriak pakai toa (pengeras suara, Red.). Minta masyarakat terapkan protokol,” akunya.
Dengan terbuka dia mengakui, kejadian yang terjadi di BK memang mengkhawatirkan. Pihaknya pun mengaku risau, kalau-kalau kafe atau anjungan BK bisa menghadirkan klaster baru. Sebabnya, kejadian itu bakal menjadi bahan evaluasi.
“Kalau begini, kami rencana kasih pilok (cat, Red.) saja di anjungan. Kasih tanda ‘x’ biar ada jarak antar pengunjung. Yang penting kami berusaha,” ungkapnya.
Lurah Rony sedikit memberi kilas balik kala BK atas laut diberlakukan swakarantina (lockdown) mandiri.
Kata dia, dahulu Kelurahan Bontang Kuala menutup anjungan berdasarkan surat imbauan Wali Kota Bontang. Temasuk imbauan dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Bontang untuk menutup tempat wisata atau ruang publik lainnya. Kala itu, penutupan dilakukan lantaran penyebaran Covid-19 sedang ganas-ganasnya.
Imbauan itu kemudian ditindaklanjuti oleh tim relawan Covid-19 BK untuk membatasi pengunjung di kawasan wisata atas laut BK.
“Saat itu, mereka yang tidak berkepentingan dilarang masuk (ke BK),” ujarnya.
Namun dengan penerapan tatanan kenormalan baru, anjungan perlahan dibuka. Namun tidak ujug-ujug. Tapi perlahan dan setelah koordinasi bersama Dispopar Bontang. Berdasarkan hasil diskusi, akhirnya anjungan dibuka. Namun tentu dengan penerapan protokol kesehatan. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post