bontangpost.id – Anggota Komisi II DPRD Bontang, Nursalam mempertanyakan kontribusi Perusda Aneka Usaha dan Jasa (AUJ) terhadap retribusi daerah. Pertanyaan ini dilayangkan lantaran sumbangsih Perusda AUJ dinilai sangat kurang. Hal tersebut disampaikan kala menggelar rapat dengar pendapat (RDP). Selain Perusda AUJ, juga diikuti PT Bontang Transport, dan Bapenda Bontang di ruang rapat II DPRD Bontang, Selasa (7/7/2020) siang.
“Apa kontribusi yang sudah diberi kepada daerah. Khususnya dasi sisi pendapatan asli daerah (PAD),” cecar Nursalam disela rapat.
Dia menjelaskan bahwa semangat yang diusung dari pendirian Perusda AUJ agar sumber PAD lebih variatif dan terserap maksimal. Alih-alih menambah pundi, yang selama ini terjadi, perusahaan yang bergerak dalam berbagai lini bisnis itu justru menggerogoti kas daerah.
Total sudah Rp 61 miliar disuntikkan Pemkot Bontang ke tubuh Perusda AUJ. Setidaknya sejak perusahaan itu kali perdana mendapat suntikan modal pada 2001 silam, dan terakhir di era Dandi Priyo Anggono pada 2015. Namun retribusi yang diberikan ke daerah selalu mengecewakan. Selalu masuk rapor merah.
“Kalau tidak memberikan kontribusi, saya bisa sarankan Perusda AUJ dilikuidasi saja,” tegas Nursalam.
Lihat postingan ini di Instagram
Menanggapi itu, Manager Pengembangan Usaha dan Marketing Perusda AUJ Arif mengatakan pihaknya tengah berbenah. Pada 2018, ketika Perusda AUJ dipimpin direktur baru, kas yang ada hanya Rp 92 juta. Dana yang tak seberapa itu digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan gaji karyawan.
Lantas jelang akhir 2019 dilakukan perombakan direksi besar-besaran. Termasuk bergabungnya Arif sebagai Manager Pengembangan Usaha dan Marketing Perusda AUJ. Kala itu, kas di Perusda tinggal Rp 9 juta lebih. Karena sebelumnya tak ada kegiatan untuk menyuntik pendapatan perusahaan.
Sejak perombakan itu, perlahan perusahaan memperbaiki diri dan bangkit. Cita-cita menjadikan Perusda AUJ penyokong PAD memang belum terlihat hilalnya. Namun perlahan perusahaan mulai menunjukkan tren positif. Akhir 2019 lalu, perusahaan telah mampu membiayai seluruh operasionalnya secara mandiri dan tanpa tunggakan. Pendapatan pun mulai terlihat.
“Kami efektif bekerja Oktober 2019,” ujar Arif.
Dikatakan Arif, di penutup 2019, ternyata Perusda AUJ mampu membukukan pendapatan Rp 1,3 miliar dari sewa kapal roro. Kemudian dari videotron Rp 300 juta.
“Kami sudah mulai berpenghasilan,” bebernya.
Dalam struktur baru Perusda AUJ, kata Arif, pihaknya tidak akan meminta suntikan modal apapun dari pemkot. Tapi berupaya menciptakan ladang pendapatan sendiri. Yakni dengan menggarap potensi pendapatan misalnya dari lahan parkir, dan pengelolaan pelabuhan.
“Itu visi kami. Setop penyertaan modal, bayarkan semua utang tersisa, dan sehatkan perusahaan. Insyaallah bisa,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post