BONTANG- Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni mengaku hingga kini pihaknya belum berencana melakukan pengadaan alat polymerase chain reaction (PCR) untuk tes swab Covid-19.
Dia beralasan, pengadaan alat PCR memang belum terlalu darurat. Terlebih, belum lama ini Kaltim telah menerima bantuan 3 unit PCR dari Pemerintah pusat. Ketiga alat itu masing-masing ditempatkan di RS Pertamina Balikpapan, RS AW Syahranie Samarinda, dan Laboratorium Kesehatan Dinkes Kaltim.
“Kaltim sudah terima alat PCR dari pusat. Seperti di RS Pertamina Balikpapan. Daerah lain di Kaltim bisa nyewa di sana,” bebernya kala disambangi Bontangpost.id di rumah jabatannya, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, harga alat PCR pun tidak murah. Mencapai Rp 7 miliar per unitnya. Sebabnya dia mengaku, pemerintah lebih fokus menganggarkan dana untuk hal-hal yang lebih krusial. Semisal ketahanan pangan.
“Tidak masalah sih kalau Bontang juga menganggarkan. Bagus aja sebenarnya. Tapi untuk sekarang kita lihat yang lebih urgent,” katanya.
Adapun saat ini, Bontang mulai menggunakan metode baru untuk pengecekan awal Covid-19. Yakni mengaplikasikan tes swab nasofaring. Ini adalah teknik usap hidung dalam.
Alat yang digunakan ini memungkinkan dokter mengumpulkan sampel sekresi dari bagian paling atas tenggorokan, di belakang hidung.
Dokter akan memasukkan apa yang tampak seperti Q-tip panjang ke dalam hidung. Mengambil sampel sekresi, kemudian mengeluarkannya dan meletakkannya ke botol. Sampel sekresi ini nantinya akan dikirim ke laboratorium untuk diuji.
“Sekarang kita sudah mulai tes nasofaring. Memang tidak sepeti tes swab tapi sensitifitasnya cukup tinggi ketimbang rapid test biasa,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post