BONTANGPOST.ID, Bontang – Proyek pembangunan WTP Kanaan yang berlokasi di belakang Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) hingga kini belum rampung.
Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Edi Suprapto mengatakan sejatinya proyek ini berakhir pada akhir tahun lalu.
“Memang ada kompensasi sebelumnya karena saat pancang itu warga meminta waktu,” kata Edi.
Saat ini kontraktor pelaksana masuk dalam pemberian kesempatan jilid kedua. Secara otomatis kontraktor harus membayar denda. Edi pun belum bisa menyebutkan nominal pasti denda tiap harinya.
“Pastinya jumlahnya besar. Batas akhir pemberian waktu ini pada 10 Mei mendatang,” ucapnya.
Progres pembangunan pun telah mencapai 90 persen. Tersisa bentuk pengerjaan berupa pengecatan dan pengacian di bangunan tersebut. Artinya tidak ada pengerjaan dengan bobot yang banyak. Dinas PUPRK pun optimistis pengerjaan itu bisa rampung sebelum batas waktu.
Pembangunan ini dikucur anggaran senilai Rp20 miliar berasal dari APBD Bontang 2024. Konon WTP ini akan berkapasitas 40 liter per detik. pembangunan ini untuk memperluas pengembangan WTP Kanaan.
Pasalnya WTP lama membutuhkan suplai bahan baku baru. Mengingat adanya perkembangan penduduk utamanya di Kecamatan Bontang Barat. Sebagai wilayah yang dipasok dari WTP Kanaan.
“Sistem pengolahannya nanti lengkap seperti WTP Bhayangkara,” tutur Dirut Perumda Tirta Taman Suramin.
Penambahan WTP ini juga memudahkan perumda untuk memakai skema interkoneksi. Apabila ada kerusakan sumur di daerah lain. Sehingga pasokan air bisa di ambil dari WTP lainnya.
“Mudah-mudahan pembangunan ini bisa dilanjut tahun depan,” pungkasnya. (ak)