SAMARINDA- Setelah diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK-MBTK) di Kutim diyakini bisa menyerap investasi hingga Rp 37,71 triliun. Kementerian Koordinator Perekonomian dalam rilisnya menyebut, angka investasi itu tak mustahil tercapai karena KEK MBTK memiliki kegiatan utama industri pengolahan kelapa sawit, energi, dan logistik.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dengan investasi tersebut diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi wilayah, serta menyerap tenaga kerja minimal 55.700 tenaga kerja. KEK MBTK diproyeksikan berkontribusi pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp 4,67 triliun pada 2025.
“Tentunya KEK MBTK bisa terus berkembang seiring banyaknya investasi yang mengantre saat ini,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kaltim Post, Kamis (4/4).
Dia menjelaskan, investasi sebesar itu didapatkan salah satunya dari komitmen investasi sebesar Rp 995 miliar, yang berasal dari Kilang Kaltim Continental yang bergerak di bidang bisnis refinery BBM, dan Anugerah Energitama yang bergerak di bidang bisnis tangki timbun dengan komitmen investasi sebesar Rp 50 miliar. Sehingga jika ada investasi lain masuk target tersebut pasti tercapai.
Investasi didukung lokasi KEK yang dibangun di area seluas 557,34 hektare tersebut. “KEK diharapkan mampu mendorong penciptaan nilai tambah dan rantai nilai, sehingga dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia, khususnya Kaltim,” ujarnya.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengaku, siap memberikan insentif kepada para pelaku industri dan usaha yang masuk ke KEK, untuk mendorong iklim investasi. Saat ini, Gubernur Kaltim memberikan gratis sewa lahan untuk para investor.
“Saat ini kita berikan gratis, kalau sudah produksi baru kita berikan biaya sewa. Hal ini dilakukan agar investor mau masuk ke Maloy, tentunya capaian target investasi itu bisa terealisasi,” katanya, Kamis (4/4).
Dia menjelaskan, hadirnya Maloy akan mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. Sehingga agar berjalan dengan baik, pemerintah daerah harus bisa mencari cara agar investor mau masuk. “Maloy ini akan menjadi sentra bagi pertumbuhan industri hilirisasi kelapa sawit, sehingga terus kita permudah pengoperasiannya,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post