BONTANG – Kendati di sejumlah daerah di Indonesia terindikasi muncul penyakit antraks, namun Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKPPP) memastikan jika di Bontang aman dari penyakit yang menular akut dan sangat mematikan tersebut.
Bahkan tidak hanya Bontang saja, Kaltim secara keseluruhan pun hingga saat ini masih mendapat predikat terbebas dari antraks. Hal ini disampaikan Riyono, Kasi Perlindungan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKPPP.
Kata Riyono, walau mayoritas sapi-sapi di Bontang didatangkan dari luar daerah, namun saat proses pengiriman pun juga melalui tahapan pemeriksaan yang cukup ketat. Apalagi di isu nasional kabar kemunculannya terjadi di daerah Kulonprogo Jawa Tengah, justru Bontang sangat tidak berpotensi untuk mendapat kiriman penyakit dengan nama latin Bacillus anthracis tersebut. Pasalnya, rata-rata sapi yang didatangkan ke Bontang berasal dari Nusa Tanggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), maupun beberapa daerah lainnya di Pulau Sulawesi.
“Kalau sapi, kita (Bontang, Red) tidak pernah ambil dari Pulau Jawa,” ujarnya Minggu (29/1) kemarin.
Selain itu, saat proses pengiriman sapi pun juga dilakukan pemeriksaan ketat dan berlapis-lapis oleh petugas dan dokter hewan. Diantaranya saat akan masuk ke dalam pelabuhan tempat asal, saat tiba di pelabuhan yang dituju, sebelum didistribusikan ke masing-masing Kabupaten/Kota, saat hewan telah sampai di tempat tujuan, hingga sebelum dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH).
“Hal ini dilakukan untuk meminimalisir hewan yang datang benar-benar hewan yang sehat dan dagingnya layak untuk dikonsumsi,” terangnya.
Adapun hal-hal yang bisa berpotensinya hewan berpenyakit antraks di Bontang, Yono menyebut bisa saja terjadi karena tidak melewati jalur pelabuhan yang resmi. Namun pihaknya meyakinkan, jika pelabuhan di Kaltim semuanya berstatus resmi dan tidak ada yang ‘gelap’.
“Sebagai langkah pencegahan lainnya, kami juga rutin melakukan pengobatan maupun pengambilan sampel darah untuk diuji di laboratorium,” tukasnya. (bbg)