bontangpost.id – Cantika (bukan nama sebenarnya) gadis remaja 14 tahun yang dibunuh dan mayatnya diperkosa oleh tetangganya Sarip Arman (35), ternyata kesehariannya guru mengaji anak-anak di kampungnya, di RT 09 Kelurahan Amborawang Darat, Kecamatan Samboja Kabupaten Kukar. Hal tersebut diungkapkan oleh Nurudin paman korban yang juga guru mengaji di Musala Nailul Barokah yang dia dirikan dan juga dirawatnya.
“Almarhumah itu keluarga saya. Di kampung belajar mengaji sama saya. Dia juga mengajarkan mengaji kepada anak-anak di kampung sini,” kata Nurudin saat ditemui Balikpapan Pos di rumahnya, belum lama ini.
Dirinya mengatakan korban sudah mempunyai kemampuan untuk mengaji dan bisa membantu untuk mengajar santri baru yang ada di bawahnya. “Punya kepandaian, artinya bisa baca Alquran, bisa ngaji. Almarhumah kami minta untuk membantu mengajar murid yang baru. Dia memang rajin mengajari mengaji santri yang baru,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Nurudin mengatakan, dirinya sangat terbantu dengan keberadaan almarhumah yang membantu mengajar di musalanya. Dengan didirikannya musala tersebut, diharapkan agar anak-anak yang ada di lingkungannya bisa paham mengaji, bisa salat dan tata cara beribadah yang benar.
Sarip Arman saat diwawancarai awak media mengaku menyesal dan meminta maaf ke pihak keluarga korban. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak, pasal berlapis 76 c terkait penganiayaan dan pasal 80 ayat 3 yang menyebabkan kematian dengan kurungan 15 tahun penjara dan denda Rp 3 miliar.
Diberitakan sebelumnya, seorang remaja putri berusia 14 tahun berinisial warga RT 09 Kelurahan Amborawang Darat, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, ditemukan tidak bernyawa dalam kondisi mengenaskan pada Senin (21/2) oleh warga dan kepolisian di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. Sehari sebelumnya, ayah korban Nohan, melapor ke Mapolsek Samboja terkait kehilangan putrinya tersebut.
“Dari keterangan orangtuanya, terakhir korban ke luar rumah pada hari Minggu pukul 9 pagi,” ucap Kapolsek Samboja AKP Adyama saat dikonfirmasi, Selasa (22/2). Jasad korban ditemukan terkubur di dalam tanah yang bercampur lumpur dalam kondisi tanpa busana. Lokasi penemuan merupakan kebun bercampur semak belukar yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat tinggalnya di RT 09 Kelurahan Amborawang Darat, Kutai Kartanegara.
Muncul kecurigaan korban tewas dibunuh. Pasalnya, lumpur basah di lokasi temuan turut tercampur dengan semen dan batu. “Ternyata di dalam airnya terdapat tumpukan semen dan batu. Mungkin itu sengaja ditumpuk oleh tersangka agar korban tidak timbul ke permukaan,” tuturnya.
Saat pencarian korban, tim kepolisian mencurigai gerak-gerik seorang tetangga korban SA (Sarip Arman). Pria berusia 37 tahun tersebut turut bersama kepolisian dan warga saat melakukan pencarian korban.
Kecurigaan muncul saat SA terlihat panik dan berusaha mengecoh arah pencarian petugas dan warga. “Jadi pas pencarian tersangka juga ikut mencari. Tapi anehnya, warga lain mencari di tempat lain. Tersangka malah ke arah lain. Yang ternyata di situ adalah tempat dikuburnya korban,” ucapnya.
Kecurigaan semakin menguat saat SA berdiri tepat di atas titik lokasi korban terkubur. Tersangka kemudian kembali menunjukkan gelagat untuk mengecoh.
“Bahkan saat ditanya ngapain di lokasi itu. Tersangka justru beralasan ingin buang air besar. Padahal, rumahnya hanya sekitar 60 meter dari lokasi,” tambah Adyama.
Petugas pun mendatangi tempat SA berdiri, dan selanjutnya melakukan penggalian. Di titik tepat tersangka berdiri tersebut petugas menemukan jasad korban. SA kemudian langsung digiring ke Mapolsek untuk interogasi.
“Tersangka sudah kita amankan. Dia mengaku membunuh korban. Sedangkan korban dikebumikan di Balikpapan sore harinya,” lanjut Adyama.
Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku memukul bagian kepala korban menggunakan balok. Setelah korban tak berdaya, tubuhnya diseret menuju ke kebun. Setelahnya tersangka melucuti pakaian dan memperkosa jasad korban. Tersangka kemudian mengubur tubuh korban dengan semen guna menghilangkan jejak.
Dari hasil interogasi sementara, motif pembunuhan tersangka karena dendam dengan orangtua korban. “Dari pengakuan sementara, motif pembunuhan karena tersangka dendam dengan orangtua korban. Tapi untuk saat ini masih kita dalami,” pungkas Adyama. (jam/ono)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post