bontangpost.id – Anggota DPRD Bakhtiar Wakkang berharap civitas akademika Universitas Trunajaya (Unijaya) Bontang lekas memperbaiki persoalan di internal mereka. Jangan sampai berlarut. Hingga mengorbankan dosen dan terutama ratusan mahasiswa yang menempuh studi di kampus swasta tertua di Bontang itu.
Hal pertama yang disesali politikus yang akrab disapa BW itu, kejadian di pelataran kampus Unijaya pada 28 September 2021 lalu tersebut bukan saja merusak nama baik kampus. Pun amat merusak wajah dunia pendidikan.
Tidak selaiknya kata-kata kasar dan menghina dilontarkan oleh seorang dosen kepada mahasiswanya sendiri. Dosen mestinya menjadi suri tauladan, memberikan contoh bagaimana menjadi seorang intelektual yang beretika baik.
“Sangat saya sayangkan betul itu. Segala macam kebun binatang (kalimat umpatan) keluar dari dosen. Ini benar-benar jadi pembelajaran bagi civitas akademika kampus,” ujarnya kepada bontangpost.id, Minggu (3/10/2021) sore.
Dia mengatakan, tak mungkin kelompok mahasiswa melakukan aksi di kampus bila semua baik-baik saja. Yang berujung pada dugaan kekerasan fisik dan verbal. Dan rupanya ini terbukti, kampus yang terletak di Jalan Taekwondo itu tengah bermasalah. Salah satu yang mengemuka soal tunggakan honor puluhan dosen sejak 2019-2021, ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar. Ini kemudian membuat dosen terpaksa menahan nilai mahasiswa.
“Kampus harus lekas berbenah. Manajemen keuangan mereka jelas harus diperbaiki. Jangan seperti ini terus,” tegas pria yang pernah jadi dosen ini.
Dia berharap persoalan ini lekas rampung. Pasalnya bila ini terus berlarut, yang menjadi korban ialah dosen dan ratusan mahasiswa. Bagi dosen, hak-hak mereka tak dipenuhi. Bagi mahasiswa, proses perkuliahan mereka praktis terganggu.
“Jujur secara pribadi, saya sayangkan mengapa bisa terjadi seperti ini. Kampus ini ikonnya Bontang, kebanggaan kita,” tegasnya. (*)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda