BONTANG – Fase kedua imunisasi Measless dan Rubella (MR) sedang berlangsung di 28 provinsi di luar Pulau Jawa. Di Bontang, target sasaran vaksin MR itu sebanyak 48.024 jiwa. Namun hingga 31 Agustus 2018 baru sekira 10.446 jiwa yang tervaksin. Hal ini mengingat banyaknya kontroversi kehalalan terkait vaksin MR.
Untuk memecahkan kebingungan para orang tua yang bimbang apakah anaknya harus divaksin atau tidak, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang menggelar konferensi pers, Jumat (31/8) kemarin.
Plt Kadiskes-KB Bontang Bahauddin mengatakan, dinamika yang berkembang terkait program vaksin MR ini masih menjadi kontroversi. Dengan adanya dinamika ini, sedikit mempengaruhi tingkat capaian anak yang diimunisasi. “Sementara, penyakit MR ini sangat berbahaya, jika anak tidak dilindungi dengan vaksin MR, akan sangat mudah terinfeksi,” jelas Bahauddin membuka gelaran konferensi pers yang mendatangkan berbagai wartawan dari beberapa media di Bontang, di ruang rapat Diskes-KB Bontang, kemarin.
Bahkan saking bahayanya, campak bisa mematikan. Sementara Rubella berbahaya bagi ibu hamil, karena bisa melahirkan bayi cacat berat. Oleh karenanya, untuk mencegah penyebaran penyakit campak dan rubella di Bontang, Diskes-KB Bontang merasa bertanggung jawab melindungi anak Bontang. “Dari bayi usia 9 bulan hingga anak usia 15 tahun dilindungi oleh vaksin itu, karena targetnya 2020 eliminasi penyakit campak bisa diselesaikan dengan imunisasi,” ujarnya.
Bahauddin juga memaparkan, di Indonesia dalam 5 tahun terakhir sebanyak 57.000 jiwa suspek penyakit campak dan rubella. Sementara yang positif terdata sebanyak 8.964 campak dan 5.737 rubella. Usia yang banyak terpapar pun anak-anak yang kurang dari 15 tahun.
Makanya kata dia, pemerintah dengan gencar mengampanyekan vaksin MR yang bertujuan untuk mencegah paparan penyakit campak terhadap anak-anak. “Program vaksin MR ini berakhir sampai 30 September, diharapkan dukungan masyarakat dengan mengajak anak-anaknya untuk divaksin. bisa di sekolah, fasilitas kesehatan, dan pos pelayanan vaksin MR, juga puskesmas,” ajaknya.
Sementara pihak MUI yang dihadiri Wakil Ketua MUI Bontang Jamariah mengatakan, pihaknya mengikuti fatwa MUI pusat terkait vaksin MR. Memang kata dia, dalam fatwa tersebut vaksin MR mengandung babi atau turunannya dan sudah jelas itu haram. Namun, karena hal ini dalam kondisi darurat syar’iyyah maka vaksin MR mubah digunakan. “Kami dukung vaksin MR untuk kebaikan anak-anak kita,” ujarnya.
Rencananya, pihak MUI juga akan menggelar sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait vaksin MR ini.
Sementara itu Kepala Kemenag Bontang Sulaiman mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke sekolah yang berada di bawah naungannya. Mulai dari RA atau setara TK, MI setara SD, MTs setara SMP, hingga MA setara SMA. Bahkan hal itu diinstruksikan langsung dari Kemenag pusat. Karena dampak dari vaksinasi ini sangat luar biasa postifnya. “Kemenag sangat mendukung sekali vaksin MR ini. Namun memang banyak yang membelokkan pengertian darurat dengan alasan belum ada yang meninggal atau apalah,” tuturnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post